16
Juli 2017, Kereta Api Krakatau Ekspress Relasi Blitar-Merak melakukan
perjalanan terakhirnya dalam melayani penumpang dengan tujuan baik dari Blitar
menuju Merak, maupun sebaliknya. Kereta ini akan digantikan Ka. Singasari dengan relasi yang
dipendekkan, yakni Blitar-Pasar Senen. Hal ini dilakukan karena faktor okupansi. Menurut PT.KAI, hal ini
dilakukan mengingat okupansi Ka.Krakatau untuk relasi Merak-Pasar Senen. Selain
itu, banyaknya warga dari sekitar Banten terutama Rangkas Bitung lebih sering
menggunakan Ka Lokal menuju Tanah Abang dan berganti KRL untuk menuju lokasi
selanjutnya yang akan dituju.
Hilangnya
Ka.Krakatau memang tidak sepenuhnya dihilangkan. Dengan kata lain, Ka.Singasari
tetap akan melayani para penumpang yang akan menuju Jakarta maupun Banten.
Namun, hingga Stasiun Pasar Senen saja. Penumpang bisa melanjutkan dengan
menggunakan KRL dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Tanah Abang. Lalu,
dilanjutkan KRL dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Rangkas Bitung. Bagi
mereka yang tujuan akhirnya bukan di Stasiun Rangkas Bitung tentu harus melanjutkan
perjalanannya dengan Ka. Lokal Merak. Pertanyaannya sekarang adalah efisien kah
saat bepergian jarak jauh dengan transit
beberapa kali? Analoginya adalah saat kita sudah berumur, membawa barang
banyak, membawa anak, atau saat kereta kita ternyata berbarengan dengan para
penumpang Ka yang merupakan mereka yang mengadu nasib di Jakarta dan sekitarnya
tetapi memiliki rumah seperti di Parung Panjang bahkan Rangkas Bitung. Efisien
kah?
Berhenti
beroperasinya Krakatau tentu membuat sedih beberapa pelanggan setia. Saya membuat
riset kecil dan membagi kedalam beberapa kategori, yaitu: Perantau (mahasiswa),
Orang Tua, Pemudik antara pulau Jawa dan Sumatera, serta mereka dengan barang
bawaan yang cukup banyak.
Lalu,
apa gunanya saya meneliti hal tersebut?
Hal
yang pertama saya dengar saat PT.KAI memutuskan untuk mengganti Ka. Krakatau
menjadi Ka. Singasari adalah respon kesedihan dari beberapa teman saya yang
merantau di Jogja. Sejak awal Ka.Krakatau beroperasi mulai dari relasi
Merak-Madiun, Merak-Kediri, hingga Merak-Blitar, beberapa teman saya
se-perantauan masih asik menggunakan
Ka.Krakatau sebagai alternatif untuk kembali ke kampung halaman dari perantauan.
“Yaah, sedih yaah Krakatau dihapus.
Jadi bingung deh entar balik ke Serang naik apa”. Curhat seorang teman yang tidak bisa menggunakan
transportasi lain selain kereta api.
“kalau Krakatau dihapus entar ke
Serang gimana yaa? Padahal udah enak ada kereta langsung sampe ke Serang.
Bahkan Sampe pelabuhan malah. Jadi tinggal nyebrang aja naik kapal ke Lampung”.
Curhat seorang teman yang berasal
dari merak dan mudik ke Lampung.
“Kasian tau kalau bapak mau ke
Madiun. Biasanya naik Krakatau dari Cilegon langsung turun di Madiun. Sekarang
harus cari alternatif lain. Kalau harus naik lokal terus transit KRL kasian
juga. Masa orang tua harus dempet-dempetan. Belum lagi kalau bawa barang bawaan
banyak”. Curhat seorang teman yang
orang tuanya pelanggan setia Krakatau dari Cilegon.
Sebenarnya
curhatan serupa beberapa teman saya masih banyak. Namun, dari ketiga curhat
diatas merupakan suara dari mereka yang memilih Ka.Krakatau sebagai pilihan
utama untuk menuju Banten dan sekitarnya maupun menuju ke Jawa Tengah, DIY,
hingga Jawa Timur.
Pada
kesempatan ini, dalam rangka Ulang Tahun KAI ke 72 tentu menjadi harapan bahwa Kai di Masa Mendatang juga dapat
melayani daerah-daerah yang menjadi penghubung antar pulau. Tentu sebagai warga
Banten saya merasa kesedihan cenderung iri dengan Banyuwangi. Dalam hal ini
Banten merupakan sebuah provinsi yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau
Jawa. Apalagi, Banten letaknya bertetangga dengan Ibu kota Indonesia DKI
Jakarta. Akan tetapi, pilihan transportasi terutama kereta api sangat tidak ada
yang melayani relasi jarak jauh. Mungkin kunjungan wisatawan yang akan ke
Banten jauh lebih sedikit daripada yang akan ke Banyuwangi lalu melanjutkan
perjalanan ke Pulau Dewata Bali. Namun, Banten juga butuh transportasi yang
beragam seperti Mutiara Timur relasi Banyuwangi-Surabaya Gubeng PP. Ka.Sri
Tanjung relasi Banyuwangi Baru – Lempuyangan PP. Atau Ka. Tawang Alun relasi
Banyuwangi-Malang.
Opsi
transit menggunakan KRL dan Ka.Lokal menurut saya bukan menjadi pilihan terbaik
bagi masyarakat baik yang berasal dari Lampung, Cilegon, Merak, Serang yang
akan menuju kota-kota di Jawa. Karena efisiensi waktu dan menguras banyak
tenaga. Apalagi KRL bukan moda transportasi yang tepat untuk mereka yang akan
menghabiskan waktu perjalanan yang sangat lama.
Saran sederhana dari masyarakat awam seperti saya adalah dengan membuka Kereta Api komersil jarak sedang maupun jauh. Misalkan membuka relasi baru Yogyakarta-Merak, Solo-Merak, atau Madiun-Merak, ataupun membuka kembali relasi Kereta komersil seperti Ka.Argo Parahyangan yang melayani relasi Jakarta-Bandung dengan diaplikasikan relasi Merak-Pasar Senen.
Saran sederhana dari masyarakat awam seperti saya adalah dengan membuka Kereta Api komersil jarak sedang maupun jauh. Misalkan membuka relasi baru Yogyakarta-Merak, Solo-Merak, atau Madiun-Merak, ataupun membuka kembali relasi Kereta komersil seperti Ka.Argo Parahyangan yang melayani relasi Jakarta-Bandung dengan diaplikasikan relasi Merak-Pasar Senen.
Harapannya
adalah PT.KAI di usia yang ke 72 tahun ini tetap melihat bagaimana kebutuhan
dari masyarakat yang saat ini semakin mencintai Kereta Api sebagai moda
transportasi yang utama. Sayapun demikian. Perjalanan yang nyaman selama di
dalam kereta membuat saya jatuh hati kepada Kereta Api. Saya jatuh hati dengan Pelayanan Prima Untuk Semua Pelanggan dan
Kenyamanan Penumpang. Karena sampai saat ini saya belum menemukan
transportasi yang memberikan kenyamanan bagi para penumpangnya.
Dengan
demikian PT.KAI dapat terus berinovasi dan semakin memperluas jaringannya
terutama untuk wilayah Banten. Keberagaman transportasi dari dan menuju ke
Banten merupakan mimpi bagi masyarakat seperti saya dan masyarakat lainnya yang
merantau. Dan kembali ke tanah kelahiran dengan menggunakan moda transportasi
yang aman, murah, dan nyaman. Saya sangat mendukung PT.KAI terus mewujudkan
visi sebagai penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada
pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Selamat Ulang Tahun PT.Kereta Api Indonesia (persero) yang ke 72!! Teruslah berinovasi dengan mendengar penumpang setia-mu. Karena kenyamanan kami adalah kebahagiaan Kereta Api Indonesia.
Semoga Warga Banten kembali bisa menikmati
kenyamanan jalan-jalan ke Jogja, Solo, Kediri, Madiun, Blitar dengan
menggunakan Kereta Api tanpa harus transit, rela berdesakan, dan buang-buang
waktu. Karena di masa mendatang, akan bermunculan transportasi yang
mengutamakan kenyamanan dan menjangkau seluruh masyarakat.
0 comment:
Post a Comment