Dec 31, 2014

Kenapa Indonesia ?

Indonesia, negara dengan penduduk terbanyak kelima yang berada diantara samudera hindia dan samudera pasifik. Negara ini terletak diantara garis khatulistiwa yang terbentang. Indonesia terdiri dari sekitar 13 ribu pulau dengan berbagai macam suku dan bahasa. Dari ribuan pulau yang ada di Indonesia menyediakan keindahan yang mungkin tidak akan didapatkan di negara lainnya, ah Indonesia. Dari penjelasan singkat tersebut, Indonesia memang dikenal sebagai maritim, negara kepulauan, negaranya para wisatawan yang haus akan tempat-tempat surga yang ada di negara ini. Pulau Bunaken, Tanjung Lesung di ujung barat Pulau Jawa, Pulau Komodo, dan masih banyak lagi ratusan bahkan ribuan tempat-tempat indah yang tuhan ciptakan untuk Indonesia. Keren kan Indonesia ?

Gue sendiri lahir di Indonesia, beranjak besar di Indonesia, menuntut ilmu pun di Indonesia, sampai gue mengetahui betapa luar biasa indahnya negeri ibu pertiwi ini. Negeri ini memang memanjakan setiap mata yang ingin menikmati keindahannya, gue pun baru menyadari kalau negara ini memang negara yang begitu indah. Indah dilihat dan indah saat dirasakan.

Setelah dewasa, gue mulai ingin mengetahi seperti apa Indonesia yang indah itu. Indah alamnya, indah lautnya, indah pegunungannya. Negara ini sudah komplit dengan apa yang dimilikinya. Bahkan engga cuma keindahan alamnya saja, pengisi indah alamnya pun beragam. Coba bayangkan saat berada di pulau Bunaken dengan berbagai macam biota laut yang tinggal disana. Gue yang waktu kecil punya mimpi ke luar negeri, sekarang sedikit demi sedikit mulai berubah. Mimpi gue saat ini adalah mengelilili negara yang menyediakan keindahan sekaligus mendukung pembangunan pariwisata di negeri ini. Semoga.

Sedikit demi sedikit mimpi itu mulai gue realisasikan. Gue memulai mimpi itu dari tempat kelahiran gue, Banten. Mungkin banyak yang tidak mengetahui tentang keindahan Banten. Mimpi itu dimulai waktu gue dipertemukan dengan teman yang sependapat dengan gue. Travelling. Travelling yang masih dibilang murah. Yang penting bisa mendukung mimpu gue, mengelilingi Indonesia. Gue sendiri pernah nulis tentang awal mula kami memulai misi melakukan sebuah perjalanan dengan biaya yang sangat minim disini. Dan awal kisah itu pernah juga gue tulis disini.Gue juga pernah nulis tentang first trip dari gue dan teman-teman gue disini.

Sampai gue kuliah sekarang pun misi itu tetap berjalan. Sekarang, gue menemukan seorang partner yang mau gue ajak untuk mengelilingi kota istimewa. Hampir setiap sudut kota ini gue jelajahi. Di setiap sudut itu juga gue mengetahui berbagai macam hal. Gue yakin disetiap tempat yang baru akan tersedia sebuah pengalaman baru yang tidak dapat dilupakan. Cerita di setiap sudut yang gue kunjungi pun berbagai macam. Menarik dan selalu menarik untuk kembali diceritakan. Menjadi sebuah susunan kisah yang sangat indah, sama seperti keindahan alam ini.

Setelah semua itu gue lewatin sampai sekarang, gue merasa ketagihan. Iyaa, gue ketagihan untuk terus tau, mencari, dan berusaha untuk terus menyusuri setiap sudut yang mampu menyediakan keindahan negeri ini. Mampu menunjukkan bahwa negeri ini memang indah dan indah.

Sempat gue merasa menyesal kenapa gue gak kenal negara ini dari gue masih kecil. Kenapa juga kedua orang tua gue engga mengenalkan tentang negara ini lewat keindahannya. Kenapa juga gue engga punya mimpi keliling negara ini dari kecil.

Memang, kisah gue ini belum seberapa dibanding para pencari keindahan lainnya yang mungkin pengalamannya lebih dari pada gue. Tahu keindahan negara ini secara langsung. Tapi, setidaknya gue punya harapan ingin mengetahui lebih lagi tentang negeri ini. Dan gue yakin negeri ini bukan cuma punya sisi negatif yang ada didalamnya. Banyak kok hal-hal positif yang ada di negeri ini. Cobain deh. Supaya lebih tau kenapa Indonesia. Nanti gue ceritain lagi yaa Kenapa Indonesia.

Dec 28, 2014

Mengenang Tsunami Aceh

24 Desember 2004 lalu, umur gue baru 10 tahun. Umur yang masih unyu-unyu untuk mengetahui hal apapun yang ada di dunia ini. Gue belum ngerti gimana caranya buat diri gue sendiri bahagia, belum ngerti gimana masalah hidup itu ada, bahkan dengan cobaan hidup. Gue belum ngerti gimana tanggal, bulan, dan tahun itu meluluhlantahkan bumi Aceh. Gue belum ngerti gimana dulu gelombang besar yang namanya Tsunami itu berhasil meluluhlantahkan hampir sebagian dari Aceh. Bencana alam yang termasuk kategori luar biasa dari sebelumnya. hampir 200.000 jiwa yang menjadi korban. Bukan cuma Aceh yang merasakan bagaimana dahsyatnya Tsunami hasil dari Gempa 9,0 SM ini, negara-negara tetangga seperti Thailand, Sri lanka, bahkan sampai ke Maladewa juga kena dampaknya. Dari beberapa sumber yang gue baca, bencana ini merupakan bencana yang paling hebat dari bencana sekelas letusan Gn. Krakatau.

Aceh menangis, Indonesia menangis, sampai seluruh dunia pun ikut menangis melihat banyaknya korban jiwa yang berjatuhan. Hati seluruh manusia di seluruh penjuru dunia merasakan duka yang begitu mendalam setelah bencana ini. Dengan waktu yang singkat bantuan terkumpul dari berbagai penjuru dunia. Dari berbagai kalangan.

Gue sendiri waktu itu cuma menyaksikan bencana tersebut lewat televisi. Yang gue inget sekarang adalah pagi itu, 10 tahun yang lalu gue lagi asik nonton tv dirumah. Mungkin, itu juga yang lagi dilakukan korban tsunami Aceh. Gue dapet kabar dari salah satu stasiun televisi swasta kalau di Aceh abis gempa 9,0 SM. Dulu, gue juga belum ngerti gimana gempa itu. Bahkan setelah gempa itu terjadi tsunami, gue belum juga ngerti gimana tsunami itu. Karena yang gue lihat tsunami itu sama kaya banjir biasa. Cuma bedanya tsunami datangnya dari laut.

Waktu itu emang gue masih polos-polosnya. Tetangga sibuk ngumpulin bantuan pun gue dengan senang hati cari bantuan buat sodara-sodara gue di Aceh sana. Jauh Aceh itu. Sampe sekarang pun gue belum pernah menginjakkan kaki disana. Cuma lewat peta aja gue tau kalau Aceh itu ada di ujung barat negeri. Setelah beranjak dewasa, sedikit demi sedikit gue mengerti bagaimana peristiwa itu terjadi. Bencana yang sungguh dahsyat. Porak poranda, hancur terbawa air bah tsunami, sampai keluarga yang dicintai pun hilang ditelan gelombang besar. Gue sendiri pernah terfikir bagaimana hal itu terjadi ke keluarga gue. Mungkin gue engga sekuat mereka dalam menghadapi ujian tuhan ini.

Gue cuma pernah denger kisah itu dari salah satu temen gue pas pesantrenisasi di kampus. Temen gue itu asli meulaboh dan dia sekarang hidup dengan ibunya. Dia kehilangan seluruh keluarganya. Untuk menceritakan kejadian itu dia engga mampu. Sebenernya gue juga engga mau nanya soal luka lama. Tapi, gue pengen tahu bagaimana dahsyatnya tsunami itu.

Dari situlah gue ngerti tentang arti kehilangan yang sesungguhnya. Bagaimana kita baru menyadari suatu hal apabila telah kehilangan sesuatu tersebut. Mungkin benar bagi sebagian orang yang kuat karena segala sesuatu itu hanya titipan dari tuhan. Tapi, tuhan engga mungkin mengambil sesuatu begitu saja tanpa melihat bagaimana kita berusaha keras menjaga sesuatu tersebut.

Gue lihat berita, baca koran tentang ada ibu yang terseret arus tsunami sambil menggendong anaknya, ada kakak yang berpegangan erat bersama dengan adiknya walau orang tuanya sudah hilang terbawa arus. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak ingin kehilangan sesuatu yang berharga, keluarga. Kalau sudah kehilangan, mustahil untuk kembali lagi, mustahil untuk hidup lagi, mustahil untuk kembali bersama lagi tertawa bersama, marah, dan menangis.

Sekarang, sudah satu dasawarsa bencana yang menghancurkan Aceh itu berlalu. Kini, Aceh mulai bangkit dan kembali bergeliat. Para korban yang masih hidup tangguh menghadapi cobaan selama ini. Bangkit untuk lebih baik. Aceh percaya bahwa Aceh tidak hanya sendiri menghadapi musibah ini. Mata dunia  seolah terketuk untuk bersama-sama membangun Aceh. Sekarang, Aceh sudah terlihat lebih tersenyum dari sebelumnya. Mereka bangun bersama menghilangkan tetesan air mata yang dulu selalu terlihat. Menangis tidak akan mengembalikan keluarga mereka. Menangis tidak akan membuat Aceh menjadi sedia kala. Kini, Aceh lebih tersenyum. Lebih indah dan lebih damai dari sebelumnya.

Mengenang bukan harus bersedih melihat masa lalu, mengenang hanya untuk mendoakan mereka yang telah pergi terlebih dahulu. Tangis air mata bukan berarti lemah, tangis air mata menunjukkan bagaimana rasa itu ada. Satu doa dari gue untuk Keluarga, Aceh, dan seluruh Indonesia agar tuhan selalu menjaga setiap langkah orang-orang yang ada di sekitar. Dan tuhan selalu memberikan kekuatan untuk kami.

Bangkit terus Aceh. Tunjukkan kalian bisa terus dan akan terus tersenyum

Dec 21, 2014

Untukmu...... Ibu

Tahun ini tanpa terasa gue sudah menginjak kepala dua. Sekitar satu bulan yang lalu gue resmi menyandang predikat itu. Predikat dimana ini menunjukkan kalau gue bukan seperti umur satu tahun. Umur yang selalu butuh bimbingan untuk menjalani kerasnya hidup.

Sampai saat ini masih banyak hal yang belum bisa gue rubah sepenuhnya, dan salah satunya adalah tentang seorang wanita yang begitu hebat. Ibu. Sosok dimana wanita itu adalah wanita satu-satunya yang menurut gue seperti malaikat. Ia bisa menjadi apapun bagi gue. Segalanya.

Setelah gue menerima predikat kepala dua, gue baru sadar betapa pentingnya peran seorang ibu. Ia mampu mengemban tugas yang sangat berat sekalipun. Ia dengan tabah mengajarkan buah hatinya untuk menjadi seseorang yang kuat, menjadi seseorang yang tangguh, dan menjadi seseorang yang penuh dengan kebahagiaan.

Ia mampu melewati masa demi masa yang sulit. Senyum demi senyum yang terindah. Tawa demi tawa yang dilewati setiap harinya. Hingga sedih yang hinggap di hidupnya yang bahagia. Ia mampu tangguh menghadapi berbagai macam badai dan cobaan.

Kalau mengeluh itu diperkenankan oleh tuhan, mungkin ibu akan selalu mengeluh. Sama seperti gue, buah hati yang dilahirkan hanya untuk mengeluhkan hidup yang diterima. Tapi, berbeda dengan ibu. Ia menunjukkan apa yang tidak seharusnya gue lakukan. Walau terkadang itu sangat pahit.

Bait demi bait tulisan ini mungkin tidak akan mampu menggantikan peluh keringatnya, tetes air matanya, hingga senyum indahnya. Bait tulisan ini hanya mampu menggambarkan sedikit banyak apa yang ia ajarkan untuk buah hatinya. Gue.

Baru gue sadari betapa pentinga arti seorang ibu yang luar biasa. Yang mau dengan ikhlas menuntun gue untuk menjadi seseorang yang lebih lagi. Bahkan untuk sebuah kebahagiaan. Ia rela sulit selagi buah hatinya dapat bahagia.

Gue menyadari itu semua saat gue mulai memisahkan diri dengan orang hebat itu, ibu. Ada yang hilang rasanya bagi gue. Kalau kata pepatah bagai sayur tanpa garam. Iya bagai sayur tanpa garam, bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Disini gue serba sendiri. Gue harus dituntut cepat beradaptasi dengan dunia yang baru. Dunia yang bahkan belum pernah gue tau sebelumnya. Dunia yang dulu mungkin cuma angan-angan buat gue. Dunia yang lebih keras dari sebelumnya.

Menyesal kenapa gue engga dari dulu mengerti peran sesungguhnya dari seroang ibu. Peran yang mungkin tidak akan pernah mampu dijalankan oleh siapapun selain dirimu, ibu. Engkau tangguh, engkau begitu luar biasa.

Selamat Hari Ibu, walau jauh disana tapi cinta anakmu akan tetap dekat.

Selamat Hari Ibu, karena setiap hari ibu akan mengisi hari-hari buah hatinya

Selamat Hari Ibu, untuk para calon ibu yang luar biasa.


Bahagialah, tuhan selalu bersama malaikat hati anak-anakmu. Ibu.

Dec 14, 2014

Saat Merindu Rumah

Taraaaaaa. Tulisan pertama gue dibulan Desember. Setelah dibulan kemarin gue jarang sekali menemukan hal-hal baru yang mesti gue ceritain di blog ini. Didukung juga berbagai aktivitas dan gempuran tugas yang dosen kasih. Jadi, gue sekarang bukan sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Gue punya aktivitas juga doong.....

Baru gue sadari banyak aktivitas ternyata buat gue lupa segalanya. Gue lupa gimana makan enak, gue lupa gimana tidur nyenyak, dan gue juga lupa menanyakan kabar dari orang-orang yang gue cintai di tempat yang berbeda. Saking gue udah punya aktivitas.

Waktu semester 1 gue sering menanyakan kabar dari mereka yang jauh disana. Nyokap misalnya, gue hampir sering menanyakan kabar beliau. Menanyakan beliau sedang apa. Begitu juga dengan jagoan nyokap gue yang lainnya. Yaa, adik gue. Tapi, intensitas gue dan adik gue masih kurang dibandingkan antara gue dan nyokap.

Semester 1 juga gue belum merasakan yang namanya rindu dengan rumah. Kalau kata anak perantauan sih "Home Sick". Satu momen dimana mereka yang jauh sedang rindu akan rumah beserta orang dan isi-isinya.

Gue sering memperhatikan mereka yang sedang berada di dunia perantauan. Ada yang update "Kangen Rumah", "Kangen Mamah", "Kangen Masakan Mamah" dan lain sebagainya. Itu yang di nama-kan home sick.

Selama hampir 2 semeseter gue belum merasakan bahkan belum mengerti apa itu homesick. Karena, hampir setiap 3 bulan juga gue pulang pergi jogja-serang. Wajar aja kalau gue belum mengerti seperti apa merindu rumah itu.

Hal ini baru gue rasakan setelah gue mulai bekerja keras mencari rupiah. Semester dua gue harus sejenak tidak bersentuhan dengan materi-materi yang ada di bangku kuliah. Selama 6 bulan itu gue cuma fokus mencari rupiah. Dan itu bikin gue lupa dengan mereka yang jauh disana. Yang gue tau gue harus terus bekerja keras demi menyambung hidup gue di perantauan ini. Terkesan berlebihan memang. Tapi itu kenyataannya.

Masuk ke semester 3, gue kembali diberi kesempatan oleh tuhan untuk berada bersama kawan-kawan seperjuangan untuk menuntut ilmu. Gue merubah semua mindset gue yang ada di semester 1. Gue  coba cari kegiatan ini itu. Mulai mau ikut beberapa kepanitiaan. Dan ternyata itu bikin gue lupa dengan dunia gue yang jauh disana. Siklus kuliah - rapat- pulang - rapat pun sudah mulai akrab dengan gue.

Gue mulai merasakan rindu. Rindu akan mereka yang jauh disana. Rindu suasana gaduh yang dibuat sama jagoan kecil nyokap gue. Rindu sama nyokap yang bawel kalau anaknya pulang larut malam. Bahkan, gue rindu masakan nyokap walau nyokap jarang masak.

Pulang ke kos. Penghuni kos sepi senyap. Langsung tidur. Bangun tidur udah pada sepi di kos. Cuma ditemenin sama teknologi. Entah itu ditemenin TV, Laptop, atau gadget. Beda kalau gue pas masih atau lagi dirumah. Dari bangun tidur sampai tidur lagi pun banyak hal yang engga bisa gue perkirakan.

Gaduh karena gue yang ribut sama adik gue. Atau liat nyokap ngomel-ngomel karena anaknya belum sholat subuh. Atau nyokap yang ngomel karena gue sering minta duit buat hal hal gak perlu. Atau nyokap yang ngomel karena gue sering bangun siang.

Sedangkan di sini, gue sering banget tidur sampai tengah siang apalagi hari minggu. Mau nabung aja kadang segan. Bahkan untuk teman interaksi pun terbatas. Iya terbatas oleh ruangan 4x3 meter dimana setiap tembok adalah sekat untuk berinteraksi karena didalam sekat itu setiap tuan nya punya teknologi masing-masing yang bikin malas untuk keluar. Keluar kamar pun cuma buat mandi bahkan cuma buat boker. Abis itu ? masuk kamar lagi.


Hidup gue terasa statis. Iya statis cenderung bisa ditebak hidup gue disini seperti apa kalau udah masuk ruangan ukuran 4x3 meter itu. Beda banget kalau dirumah yang mungkin dulu gue belum sadari betapa indahnya waktu bersama orang-orang yang gue cintai.

Gue selalu menyia-nyiakan waktu untuk bersama mereka. Gue belum ngerti gimana nyamannya berada diantara mereka. Bahkan, gue belum tau makna berkumpul dengan mereka. Dulu, gue belum bisa memanfaatkan waktu yang tuhan berikan buat gue untuk saling berbagi keluh kesah dengan mereka.

Anak rantau, saat sedang merindu rumah hanya bisa memandang foto diatas speakernya. Gambar antara ibunda dan kedua jagoannya yang selalu tersenyum. Tanpa tau bagaimana sulitnya dunia itu seperti apa. ah.... rindunya.........

Nov 26, 2014

Pahlawan Menurut Gue : Guru gue pahlawan gue

November adalah hari yang dianggap paling bersejarah bagi para pahlawan. Termasuk bagi para pahlawan tanpa tanda jasa yang diperingati setiap tanggal 25 November. Setelah sebelumnya, 10 November diperingati sebagai hari pahlawan.

Guru, kalau inget kata-kata itu mungkin banyak kenangan buruk bersamanya.tssaah ~. Kenangan buruk bersama tugas-tugas dari mereka. Kenapa yaa kalau kenangan buruk dengan guru itu pasti soal tugas ? Jawabannya tanyakan pada hati nurani kalian masing-masing.
Sumber : tribunnews.com

Gue sendiri saat ini sudah melewati beberapa tahap dari jenjang pendidikan yang ada di negeri ini. Dari taman kanak-kanak hingga yang sedang gue jalani saat ini, bangku perkuliahan. Sebenernya kuliah itu bukan guru tapi dosen. Tapi buat gue dosen juga setara dengan guru. Karena mereka memberikan ilmu yang mereka miliki. Cuma bedanya dosen itu ngajarnya selow walau ada yang gak selow juga.

Coba tanya diri kalian, tanya teman-teman kalian tentang seorang guru. Yang paling diingat pasti guru yang paling baik atau guru yang paling killer. Semua orang yang pernah mengalami fase diajar oleh guru killer pasti pernah merasakan benci, kesel, bahkan hingga mengutuk guru killer tersebut supaya gak masuk. Kalau gak masuk bisa jadi rejeki. Gue pernah buat tulisan tentang ngecengin guru yang gak asik . Dimana guru tersebut terlihat membosankan dan bahkan untuk mengenang jasanya saja itu seperti mengenang masa lalu yang sangat pahit. iya, pahit liat guru kaya gitu ~

Tapi, gak semua guru kok seperti itu. Ada guru yang baiknya juga kelewatan banget. Lihat aja nilai rapot gue betapa baiknya guru-guru tersebut memberikan nilainya dengan iklas ke gue. Entah atas dasar apa mereka memberikan nilai itu ke gue. Dan gue sungguh terharu u,u

Mengenang jasa jasa para guru yang paling baik adalah mengenang ilmu yang mereka ajarkan kepada kita. Tanpa mereka mungkin kita tidak bisa menulis dan membaca. Itu hal yang paling mendasar. Bahkan kalau kita sukses nanti guru yang pernah mengajar kita pun tidak meminta imbalan apapun. mereka bangga bahwa selama ini ilmu yang mereka berikan tidak sia-sia.

"Ibu akan lebih senang kalau melihat kalian sukses dengan ilmu yang kalian pakai selama belajar disini. Bahkan ibu akan merasa bangga kalian sukses dengan jalan yang benar." 

kata-kata itu yang masih gue inget sampai sekarang. Dan kata-kata itu pernah diucapkan oleh guru smp gue. Kalau gue perhatikan pun harapan semua guru kepada siswanya adalah seperti itu.

Menurut gue, kita gaperlu macem-macem untuk menghargai jasa mereka sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Disebutnya aja pahlawan tanpa tanda jasa, pasti mereka tidak mengharapkan imbalan apapun. Cukup melihat siswanya sukses dengan jalan yang benar.


Terkadang gue sempet mikir dulu waktu jaman gue masih sekolah. Gue selalu menjadi orang yang melawan perintah seorang guru. Gue selalu mikir mereka itu merasa paling benar. Tapi gue sendiri gak mau menjadi seorang guru. Karena gue gak mau merasakan apa yang guru gue dulu rasakan akibat gue.

Belum ada apa-apanya gue yang sekarang. Buat orang tua gue aja belum bisa memberikan kebanggaan apapun. Apalagi buat guru-guru gue yang pernah gue "nodai" dengan nakalnya gue. Dan gue sadar mereka mengajarkan semua itu agar gue mau belajar. Karena hidup yang sesungguhnya bukan dari ilmu yang mereka kasih. Ilmu cuma sebagai pengantar buat gue menjalani hidup yang sesungguhnya

Selamat Hari Guru Bapak dan Ibu Guru. Kalian pahlawan kedua buat gue setelah kedua orang tua gue.Tanpa kalian mungkin gue bisa buta hurup, gue juga bahkan bisa tuli akan permasalahan yang ada di dunia, juga bisu terhadap keburukan yang ada. 

Pahlawan menurut gue adalah guru-guru yang pernah memberikan ilmunya buat gue. Semoga guru-guru gue bangga melihat gue nanti adalah gue yang tidak seperti dahulu. Gue yang berhasil karena ilmu mereka bukan karena kenakalan gue pada masa itu.



Jadi, sudahkah menganggap guru sebagai pahlawan yang tanpa tanda jasa untuk hidup kita ?

Nov 10, 2014

Pahlawan Menurut Gue.....

Hari ini 10 November 2014, semua orang beramai-ramai membahas tentang hari ini. Siapa yang gak tau hari ini. Hari ini hari yang sangat bersejarah buat bangsa Indonesia.

Yap, hari ini adalah hari pahlawan.

Sebelumnya, pahlawan itu apasih ?

Menurut wikipedia indonesia Pahlawan (Sanskertaphala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.

Dari definisi diatas pahlawan rela berkorban nyawa, harta, bahkan hingga keluarga nya yang dikorbankan demi bangsa dan negara. Semua pahlawan pada masa sebelum kemerdekaan rela berkorban demi mempertahankan bangsa ini dari berbagai macam bentuk penjajahan.

Asal muasal hari pahlawan sebenarnya sudah dipelajari pada mata pelajaran sejarah yang sudah ada sejak SMP dan SMA bahkan ada yang mulai belajar sejarah itu dari sejak SD. Dimana biasanya kita diajarkan untuk mengenal mereka dari jasa-jasanya untuk bangsa. Berperang melawan penjajah pada masa itu.

Hingga sekarang sudah kekal bahwa tanggal 10 November pada setiap tahunnya adalah memperingati para pahlawan yang gugur dimedan perang. Pada masa itu para pejuang memang dituntut untuk selalu berhubungan dengan berbagai macam senjata. Dari senjata tradisional hingga senjata yang sudah memiliki selongsong peluru. Dan sekarang kita hanya tinggal menikmati jasa para pahlawan yang berjuang untuk bangsa ini. Kalau tidak ada mereka mungkin kita sebagai penerus bangsa tidak bisa menikmati kehidupan yang sangat bebas dari penjajah yang sangat ingin menguasai bangsa ini. Thanks para pahlawan, berkat kalian gue bebas mencari dan menuntut ilmu hingga dimanapun.

Pada saat ini, memang kita sebagai penerus bangsa punya cara sendiri untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan terdahulu. Buat gue sekarang pun masih ada sosok pahlawan yang ada dalam hidup gue.

Gue sekarang pun punya sosok pahlawan yang tidak kalah hebat dengan para pahlawan terdahulu. Hanya perbedaanya adalah pahlawan yang gue punya ini tidak memegang senjata dan berperang. Dan cara menghormatinya bukan dengan melaksanakan upacara bendera ditaman makam pahlawan. Cukup dengan hormat dalam artian patuh kepada beliau.

Gue punya seorang wanita yang sangat tangguh dan memang menjadi pahlawan buat hidup gue. Yaa, gue punya seorang ibu yang biasa gue panggil beliau mamah. Mamah adalah pahlawan buat anak-anaknya. Bahkan gue menanggap mamah lebih dari pahlawan buat gue. Gue pernah menulis tentang mamah disini sebagai bentuk rasa bangga gue terhadap sosok seperti beliau.

Beliau selalu berjuang demi anak-anaknya. Bahkan beliau rela mempertaruhkan segalanya untuk anak-anaknya. Dari terbit fajar hingga terbenam matahari beliau mencari rezeki untuk buah hatinya. Tanpa mengenal lelah, tanpa pernah mengeluh didepan anak-anaknya.

Buat gue mamah adalah pahlawan buat hidup gue. Tanpa kehadiran sosok hebat seperti mamah, mungkin gue bukan apa-apa. Gue mungkin tidak setangguh sekarang. Mungkin juga gue tidak bisa berdiri sendiri di dunia ini. Dengan segala kekuatannya mamah melindungi gue dan adik gue, anaknya. 

Hebat bukan pahlawan kebanggan gue ?

Sekarang gue baru sadar betapa berartinya sosok wanita tangguh itu. Segenap doa selalu gue haturkan dari tanah yang berbeda. Meskipun berjauhan, gue ingin selalu berada didekatnya melalui doa. Selagi beliau ada didunia ini keinginan gue adalah untuk terus menjaga dan membahagiakannya sebagaimana beliau menjaga dan membahagiakan gue sebagai buah hatinya.

Pahlawan buat gue tidak melulu terkait dengan seseorang yang berjuang berperang untuk negara, pahlawan buat gue adalah mamah yang selalu berjuang untuk tetap hidup bahagia bersama anak-anaknya.

Tulisan ini memang tidak menjadikan mamah gue mendapatkan gelar pahlawan nasional dari negara ini. Tapi, setidaknya gue pernah meninggalkan jejak kebanggaan atas apa yang gue miliki. Mamah. 

Selamat hari pahlawan. Tetap cintai ibumu dan jadikan beliau satu-satunya pahlawan terbaik yang dimiliki. 

Nov 8, 2014

Saat tugas dan Kesnian Jalanan

Agenda sore hari ini adalah mengerjakan tugas dari dosen. Belakangan ini tugas seolah menjadi teman hidup gue. Tugas selalu ada bersama gue dimanapun dan kapanpun. Thx wahai makhluk pemberi tugas.
Sumber : www.topulerkampus.com

Gue nulis begitu bukan karena gue mengeluh akan tugas yang selalu hadir dalam hari-hari gue. Malah gue sangat berterima kasih atas tugas yang diberikan. 

"Ah sok asik lo, masa dikasih tugas malah terima kasih. Itu kan beban bro..." Ucap salah seorang temen gue

Dengan sedikit memberi sinyal melalui senyum gue yang manis mungkin cukup menggambarkan jawaban atas dari pertanyaan diatas. Gak munafik memang bahwa setiap tugas yang dosen berikan kepada mahasiswanya itu memang sangat memberatkan. Bahkan secara bertubi-tubi tugas itu hilir mudik. Tak mengenal lelah dan pantang menyerah seolah ingin mengusik kebahagiaan gue bebas dari belenggu tugas. 

Rasanya mengeluh juga bukan jadi jalan terbaik. Mengeluh tidak membuat tuhan dengan begitu saja menyelesaikan tugas gue. Butuh secuil pengorbanan demi menyelesaikannya.

Birokrasi diatas merupakan sekelumit kisah dari curhatan para mahasiswa yang seolah memiliki sebuah langkah yang sangat berat. Dan tugas lah yang selalu membuat langkah hidup ini terasa berat. *ciee lebay*

Skip soal basa-basi gue diatas. Dan mulai saat ini gue mesti banyak berterima kasih kepada mereka-mereka para pemberi tugas (re : dosen). Kenapa gue bilang mesti berterima kasih kepada mereka ?

Jawabannya sederhana. Lihat sisi positifnya. Memang hidup ini kalau selalu dilihat dari sisi negatif akan terasa berat sekali. Namun, berbeda saat melihat hidup itu dari sudut yang ber-konotasi positif. Serba ringan kalau semua tugas itu selalu diambil hikmahnya.

Dan gue salah satu orang yang sedikit merasakan hikmah dari tugas-tugas yang ada.

Ceritanya, sore tadi gue ada tugas tentang Budaya Media Kreatif. Tugas ini dibuat secara berkelompok. Dan dalam kelompok itu belum ada satu orang pun yang gue kenal secara personal. Hanya sebatas mengenal identitas.

Dari proses pemilihan kelompoknya pun sangat berbeda. Biasanya, dosen akan memberikan kewenangan penuh terhadap mahasiswanya dalam memilih kelompok. Alasan yang diberikan mahasiswa pun sangat klasik. Dimana akan mudah dalam mengerjakan tugas apabila anggota kelompok sudah kita kenal sebelumnya. Apalagi satu kelompok dengan teman bermain sehari-hari. Kelompok mata kuliah ini pun berbeda. Kami hanya dipersilahkan memilih kelompok yang berdasarkan urutan no yang telah ditentukan sebelumnya dalam tempat yang juga telah dipersiapkan. 

Setelah pengundian kelompok tersebut ternyata nama kelompok yang gue dapet pun sangat asing untuk telinga gue. 
"Gilak sekelompok sama yang belum dikenal. Mau jadi apa kelompok gue. Gimana nilai gue kalau sekelompok sama yang engga dikenal dan blablabla". Itu adalah gerutuan gue pertama kali.

Tapi tapi semuanya ada hikmahnya ternyata. Gue baru sadar setelah kami memulai untuk mencari hal apa yang akan kami teliti. Dan tercetuslah ide bahwa kelompok kami akan meneliti salah satu "kesenian Jalanan". Dan kesenian jalanan itu adalah mereka yang mencari nafkah dan berseni melalui beberapa alat musik seperti angklung, bas drum, dan alat musik yang sebelumnya sudah di custom.

Setelah memiliki konsep yang cukup matang kami akhirnya menentukan tempat dan waktu dari pelaku seni jalanan tersebut. Mulanya gue dan kelompok gue ingin mewawancarai salah satu kelompok kesenian jalanan yang berada disekitran pom bensin antara jl sultan agung dan jl taman siswa. Sesuai dengan persetujuan kami akan mengerjakannya pada hari jumat sore.

Setelah semuanya berkumpul ditempat yang telah ditentukan, gue dan kawan-kawan kelompok langsung meluncur menuju tempat yang telah ditargetkan. Sore hari di Yogyakarta saat ini memang dikenal sebagai sore yang begitu sulit. Macet sudah mulai menjalar dimana-mana. Jangankan untuk mereka yang memakai roda empat, gue saja yang menggunakan roda dua masih sulit untuk memecah jalanan Yogyakarta yang sangat sangat padat. Gak beda jauh sama ibukota !! fiuh.

Hampir tiga puluh menit perjalanan yang cukup melelahkan karena macetnya jogja dan ternyata hasilnya nihil. Kami tidak mendapati para pemusik angklung jalanan itu ada disekitaran pom bensin jl. Sultan Agung.

"Sial." gumam gue

Tanpa basa basi kami langsung berdiskusi dan memutuskan untuk mencari para pelaku seni jalanan itu. Rencananya akan menuju sekitaran jalan Malioboro. Karena menurut kami jalan malioboro adalah tempat berkumpulnya berbagai macam manusia.

Belum terlalu jauh dari lokasi pertama yang telah membuat kami harus gigit jari ternyata ada sekelompok pelaku seni jalanan yang menjadi target kami. Dari jarak sekitar puluhan meter kami telah mendengar alunan musik yang sangat khas. Musik yang mungkin dengan genre yang kurang "jelas" entah itu keroncong, dangdut, atau apapun.

"Angklung Mahatama" Itulah yang akan menjadi target kami.
Kelompok Angklung Mahatama

Namanya juga mahasiswa. Masih malu-malu kucing untuk memulai pembicaraan. Beda hal kalau disuruh untuk memulai pembicaraan dengan kekasih hati sih hehe. Saling lempar dari kami siapa yang akan memulai. 

Setelah bertanya dari mereka yang sedang sibuk dengan alat musiknya masing-masing, kami di persilahkan untuk berbicara dengan manager mereka.

"Wuiih keren ada managernya, udah kaya band papan atas" 
Wawancara sama bu manager

Lupa gue siapa nama managernya, tapi managernya seorang wanita yang juga menjadi pasangan hidup dari pendiri angklung mahatama ini. Sebut saja dia Ryan begitu panggilan keren yang diucapkan oleh sang manager. 

Sudah 5 tahun Ryan bersama dengan teman-temannya menggeluti kesenian jalanan ini. Banyak suka duka yang mereka alami selama bergelut didunia mereka.

"Banyak duka nya mas, kita mesti pindah dari satu tempat ke tempat lain sebelum menetap(sementara) disini" Jawab sang manager dari beberapa pertanyaan yang kami ajukan.

Manager pun dengan lantang menjawab berbagai macam pertanyaan dari kami. Sudah seperti manager yang sangat professional dalam memegang artisnya. Lancar deh pokoknya.

Ada satu hal yang sedikit menggelitik kuping gue. Sang manager bilang bahwa mereka rencananya akan di-tiadakan oleh dinas sosial pada tahun 2015. Dinas Sosial menganggap bahwa mereka yang berkecimpung di dunia kesenian jalanan ini adalah sebagai pengemis. Dimana yang dipermasalahkan oleh orang orang dinas itu adalah kotak berjalan yang hinggap kepada warga disekitaran traffic light tersebut. Padahal menurut gue, mereka lebih terhormat dari seorang peminta-minta yang hanya mengandalkan tangan kosong tanpa keahlian. Sedangkan para pelaku seni jalanan ini lebih menjual keahlian seni mereka dari alat-alat tradisional bahkan sederhana.

Berbeda dengan dinas sosial, berbeda pula dengan dinas pariwisata yang menganggap bahwa kesenian jalanan ini merupakan salah satu bagian yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota istimewa ini.

 Bahkan dimata para wisatawan mereka adalah icon dari kota ini. Yang mereka cari dari kota istimewa ini salah satunya adalah kesenian jalanan ini. Kota ini memang terkenal dengan kota yang selalu menghargai karya seni.

Setiap karya seni dalam hal apapun selalu diapresiasi di kota ini. Berbagai macam pagelaran seni baik dari panggung maupun dijalanan seperti tidak pernah ada habisnya. Selalu saja ada yang ditampilkan. Sedangkan di kota kelahiran gue saja untuk menikmati kesenian daerah misalnya itu sangat sulit. Banyak yang gue tidak tahu kesenian yang berasal dari daerah gue. Dan gue merasa malu karena gue baru tahu kalau kesenian itu asli daerah gue setelah gue mencari ilmu disini.

Harapan dari pelaku seni jalanan di kota ini sangat jelas. Mereka ingin terus menghasilkan karya seni sesuai dengan yang mereka inginkan. Yang mereka cari adalah kepuasan diri terhadap seni tersebut. Penghasilan mereka dari menjual karya mereka tidak seberapa. Bahkan sangat bertolak belakang dengan mereka-mereka yang berada di gedung terhormat yang berpenghasilan puluhan juta rupiah tetapi tidak ada kontribusinya sama sekali untuk negeri tercinta ini.

Harusnya mereka yang berdasi malu dengan mereka yang hanya mencari sesuap nasi dari sebuah karya seni. Bukan ribut tidak jelas lalu membanting meja yang bernilai jutaan rupiah. Bayangkan apabila mereka juga mulai membanting rasa terhadap seni nya. Mau jadi apa negeri ini tanpa karya seni ? Apa hanya akan menjadi negeri para pencari kekuasaan bermodalkan dasi ?

Cerita ini gue tulis berdasarkan apa yang gue dapat hari ini. Sedikit menyampaikan salam dari mereka para pelaku kesenian jalanan. Mereka ber-seni untuk hidup mereka, untuk kepuasan mereka, bahkan untuk kepuasan mereka yang melihatnya.

Satu hal pelajaran yang gue dapatkan hari ini bahwa jangan sesekali meremehkan mereka yang hidup dijalanan. Karena, (mungkin) mereka akan lebih baik dari siapapun. Gue gak akan pernah untuk berhenti belajar dari berbagai tempat yang gue datangi karena memang setiap tempat baru akan ada cerita baru bahkan pengalaman baru yang mungkin tidak akan pernah terulang bahkan di tempat yang sama sekalipun.

Foto-foto yang gue ambil :

Seiklasnya kok
Saat Show 
Angklung sebagai alat penunjang me(ngamen)

Nov 3, 2014

Tempat Baru Pengalaman Baru

Ceritanya gini, kemarin gue menghabiskan weekend dengan berkunjung ke salah satu pantai yang bisa dikatakan sebagai pantai yang relatif baru. Pantai Gesing namanya. Pantai ini terletak diperbatasan antara Bantul dan Gunung Kidul. 

Awalnya tahu pantai ini adalah dari rekomendasi temen gue yang juga dapet banyak informasi dari mbah google. Dimana pantai ini disebutkan adalah pantai yang masih "perawan". Belum banyak orang yang mengetahui pantai ini.

Perjalanan yang dimulai dari Kaliurang, sleman memang tidak terlalu lama. Hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai di Pantai Gesing. gue dan temen-temen sangat menikmati perjalanan itu. Meski panas sepanjang jalan, tapi itu tidak menyurutkan kami karena pemandangan sepanjang jalan engga kalah kerennya. Alam terbentang hijau meski agak tandus. Jalan yang berkelok setelah memasuki ujung dari Bantul semakin membuat indah perjalanan kami. Selain karena masih sedikitnya polusi yang diakibatkan oleh kendaraan. Sepanjang perjalanan cuma ditemani oleh panas matahari dan angin sepoi-sepoi yang hampir sebanding dengan panasnya matahari.


Perjalanan mulai terhambat setelah mulai memasuki kecamatan panggang. Jalan sudah mulai rusak dimama ini tidak dikatakan layak sebagai sebuah jalan raya. Hanya bebatuan dan kerikil tajam serta ada beberapa ruas yang bercampur dengan tanah yang mengakibatkan berdebu. Bahkan jalan rusak ini terus berlanjut hingga memasuki kawasan pantai. Rasanya engga yakin sama pantai ini. Kondisi jalan yang sangat kurang baik.

Rasanya pengen balik lagi kalau fasilitas yang dilewati itu sangat tidak baik. Pantas saja Kabupaten Gunung Kidul sebagai salah satu daerah yang sangat tertinggal di Provinsi Yogyakarta. Infrasuktur saja tidak semua baik. Ditambah oleh kondisi alam yang mungkin sangat tandus dan sangat tidak cocok untuk bertani.

Tapi, kondisi itu hampir berbanding terbalik dengan apa yang gue lihat saat sampai di Pantai Gesing. Pantai ini nampak biru sekali. Dasar-dasar laut yang berada di pinggiran laut masih terlihat. Semua rasa capek selama perjalanan ini sedikit terobati setelah melihat keindahan pantai ini. Selain itu juga pantai ini masih sangat bersih. Bersih dari sampah hasil-hasil tangan jahil manusia. Benar-benar seperti belum pernah tersentuh oleh siapapun. Hanya ada kapal nelayan tradisional yang terparkir dibibir pantai.

Setelah memarkirkan kendaraan gue mengamati keadaan sekitar. Sepi, sunyi. Hanya ada beberapa warga yang ada di sekitar pantai. Mungkin warga sekitar yang berprofesi sebagai pedagang dan nelayan. Tidak ada yang mencolok dari kehidupan warga disekitar pantai ini.

Tanpa berfikir panjang gue langsung ganti kostum buat berenang. Karena gue masih penasaran dengan kondisi pantai yang gue lihat. Byuurr langsung aja gue tanpa basa basi mencemplungkan diri. Subhanallah !!... gue cuma bisa berucap itu setelah apa yang gue lihat dipantai ini. Benar-benar bersih dan indah kondisi di dasar pantainya. Meskipun tidak terlalu jauh, tetapi gue sudah mulai merasakan keindahan pantai ini. Bahkan tidak jauh berbeda dengan apa yang gue lihat didarat saat pertama kali. Sedikit menyelam dan berenang mendekati karang-karang yang ada disekitar. Bahkan gue masih bisa melihat betapa indahnya karang yang ada didasar pantai bersama ikan-ikan kecil yang hidup dilaut. Pantai ini benar-benar indah. Indah Sekali.

Pantai selatan memang tidak ada yang mengecewakan. Kebanyakan dari pantai selatan yang gue kunjungi memang indah. Keindahan itu belum pernah gue dapatkan di pantai yang berada didaerah gue. Sampah, kotor, bau, bahkan bisa dibilang sebagai pantai oli. Dimana pantai yang semestinya berwarna biru sudah berganti menjadi hitam pekat seperti oli.

Sejujurnya gue bukan pengen membahas tentang pantainya. Gue cuma terhipnotis oleh keindahan yang gue dapet dipantai ini. Kenapa bisa begitu ? karena gue baru pertama kali mendapati sebuah pantai yang mungkin bisa menyelam meskipun masih berada di bibir pantai. Gue adalah orang yang jarang sekali mau berenang di pantai. Selain panas biasanya pantai adalah tempat yang identik dengan sampah hasil tangan manusia yang sembarangan.

Warga disini sangat welcome dengan kedatangan gue dan teman-teman. Bahkan untuk camping disini. Mereka ramah dengan senyum yang khas milik orang yogyakarta. Dimana warga disini terkenal ramah tamah. Selain itu, warga disini juga sangat mengutamakan kebersihan. Mereka mengingatkan gue dan teman-teman untuk tidak membuang sampah sembarangan di daerah pantai. Gue sadar ini sebagai cara dari mereka untuk menjaga keindahan pantai ini.

Ada satu hal yang bikin gue terketuk hatinya.Ternyata pemerintah belum memperhatikan warga sekitar. Mereka hidup tanpa listrik dan hanya bermodalkan senter atau lampu tradisional lainnya.

"Listrik saja masuk ke daerah kami bukan dari PLN mas, dari LSM yang membantu. Baru nyala sekitar 2 bulan lagi"

Itu petikan jawaban yang gue dapatkan dari salah satu ibu yang berjualan disekitar daerah Pantai Gesing.

Miris memang. Daerah mereka menyimpan banyak keragaman laut. Dari keindahan pantai hingga hasil lautnya. Dibalik kekayaan alam itu ternyata mereka masih hidup miskin dengan banyak keterbatasan. Mereka selama ini hidup dalam kegelapan. Mereka hidup tanpa cahaya yang mungkin semakin membuat sunyi malam mereka.
Yang gue rasakan adalah berbeda ketika gue berada di kota dimana lampu ada dimana-mana. Bahkan lampu rumah akan kalah dengan lampu-lampu yang ada di gedung-gedung bertingkat serta lampu-lampu kendaraan mewah dijalanan. Sangat berbeda dengan apa yang dialami oleh warga di sekitar pantai gesing dimana mereka hidup dalam kegelapan. 

Gue semakin bingung melihat tingkah para wakil rakyat yang setiap harinya hanya sibuk untuk berebut kekuasaan dengan lawan politiknya. Sedangkan wakil rakyat yang dipilih rakyatnya sendiri itu lupa akan pemilihnya. Seharusnya wakil rakyat itu lebih mementingkan berebut memperhatikan rakyatnya daripada berebut kursi mahal nan elok di gedung terhormat sana. Lebih melihat langsung kelapangan agar tahu bagaimana sengsaranya mereka yang tertinggal. Hidup di negeri kaya tetapi tetap miskin. Sama saja bohong. Untuk apa ada wakil rakyat kalau wakilnya hanya sibuk dengan jabatannya. Ah sudahlah.....

Bayangkan saja apabila kota-kota besar di negeri ini gelap gulita seperti apa yang dirasakan oleh warga sekitar pantai gesing. Mungkin masih banyak mereka mereka yang masih harus bergelap gurita ria di tempat tinggalnya. Banyak juga yang belum mengetahui seperti apa gemerlap kota. Bahkan yang mereka tahu mungkin hanya daerah mereka saja.Tanpa cahaya, bahkan tanpa informasi yang ada di televisi.

Mungkin selama gue jalan-jalan kesana kemari gue hanya mendapatkan kesenangan semata. Tanpa pernah gue merasakan apa yang ada disekitar gue terutama di tempat yang gue kunjungi. Memang belum seluruhnya gue kunjungi. Tapi, gue baru sadar kalau disetiap tempat yang gue kunjungi itu akan memberikan sebuah pengalaman berbeda. Bisa saja gue engga akan mendapatkan pengalaman itu kalau gue engga berkunjung kesini. Atau mungkin gue engga bakalan tau kondisi sekitar. Karena yang gue lihat cuma keadaan disekitar kos atau hanya disekitar kampus. orang-orangnya pun hanya orang-orang yang sama.

Menurut gue, akan lebih banyak pengalaman baru saat kita mengunjungi tempat baru. Dan dari tempat baru itu kita dapat belajar tentang segalanya.

Jadi, selagi gue masih muda gue akan terus mencari tempat-tempat baru demi mendapatkan sebuah pengalaman baru yang mungkin sangat berarti buat hidup gue. Karena pelajaran bukan hanya didapatkan dari bangku sekolah. tetapi dari kehidupan.

Oct 29, 2014

Kebiasaan buruk yang mesti dihilangkan

Seharian penuh di tanggal 29 oktober ini gue sedikit tertinggal dengan apa yang sedang ramai di layar televisi. Maklum ketertarikan gue akan kebutuhan televisi sudah mulai berkurang. Ketertarikan gue akan televisi mulai berkurang saat masa kampanye. Dimana ada kubu yang mencoba memanfaatkan televisi sebagai ajang "jualan" politik mereka. Kubu A menjatuhkan kubu B. Begitu pun sebaliknya.

Belakangan ini gue lebih suka memperhatikan dunia sekitar. Mendengar apa yang semestinya di dengar, melihat apa yang pantas untuk dilihat. Dan benar saja hari ini gue baru saja melihat orang yang (mungkin) hebat menurutnya.

Judul ini sebenarnya sudah ada dalam target gue untuk diangkat menjadi sebuah tulisan. Dimana gue lihat beberapa kebiasaan yang mungkin menurut gue sangat-sangat buruk. Dari sample yang gue ambil akankah memang seperti ini kebiasaan yang dimiliki warga negara ini ?

Memang tidak semua orang memiliki kebiasaan yang seperti ini. Tapi beberapa orang telah mewakilinya. Dibawah ini adalah beberapa kebiasaan buruk yang mesti segera dihilangkan.

1.Mencela

Mencela. Hal ini sering terjadi dikalangan anak muda. Mencela sata ini lebih dikenal dengan bully. Dimana ada individu ataupun sekelompok orang yang sibuk merendahkan individu lainnya.

Bukan munafik, gue pun pernah mengalami hal seperti ini.

2. Merendahkan

Posisi manusia sebenarnya adalah sama dimata tuhan. Hanya saja manusia itu yang membuat kelas-kelas sendiri dalam kehidupannya. Mereka yang merasa "tinggi" akan mudah merendahkan mereka yang "rendah". 

Rasanya mereka yang seperti itu akan terlihat lebih hebat dalam hal apapun. Dengan leher mininggi tanpa mau pernah melihat apa yang ada dibawah bahkan didepannya. Ingatkah bahwa posisi manusia dimata tuhan itu sama ?

3. Menilai Orang Lain

Menilai orang lain bisa positif atau negatif. Mungkin untuk penilaian yang positif tidak ada yang salah. Yang salah hanyalah mereka yang selalu menilai orang lain dengan hal-hal negatif. Sama seperti merendahkan, mereka yang selalu menilai orang lain dengan negatif adalah mereka yang lupa akan kodrat mereka sebagai manusia.

Malam ini gue dapat suatu contoh dimana memang setiap manusia sudah pasti memiliki kebiasaan ini.

Kemarin gue sempet melihat beberapa tayangan berita yang isinya adalah seorang menteri yang memiliki kebiasaan merokok. Dan yang terbaru adalah soal seorang oknum yang menjatuhkan presiden ke 7 kita.

Hal yang terakhir ini bikin gue geli. Dimana oknum tersebut merupakan salah satu pendukung calon yang belum berhasil memenangkan pemilihan presiden kemarin. yang gue bikin geli adalah haruskah seperti itu dalam mendukung seseorang ? Fanatik dalam dukungan boleh, tetapi relakah apabila harus ditahan karena menjadi fanatik. Merelakan anak istri dan keluarga demi mendukung seseorang yang mungkin saat dia menang belum tentu ingat dengan perjuangan para pendukungnya yang begitu sangat fanatik. 

Coba tanyakan pada dirimu dimana letak kesalahanmu hingga harus berurusan dengan hukum. Bayangkan apabila melihat kedua orang tuamu dihina dengan cara seperti itu ? Berfikirlah ulang,

Ah. gue engga mau terlalu larut membahas dengan itu karena inti dari tulisan gue adalah tiga point diatas. Bukan merasa sok benar, sok pintar atau apapun. Tapi rasanya tiga hal diatas sangat mengusik gue sebagai seorang manusia. Dimana gue akan berada di posisi itu.

Jangan pernah sesekali menilai orang lain hanya karena penampilan, karena wajah, atau karena segala kekurangannya. Bisa saja itu menjadi kelebihan untuk mereka.

Sebelum terlambat, tinggalkan tiga kebiasaan tersebut. Karena gue pernah mendapatkan pelajaran bahwa apa yang kita nilai, kita rendahkan, kita remehkan bisa saja lebih hebat daripada kita yang saat ini menghinanya.

-Sekian-

Oct 28, 2014

Hal-Hal Unik Orang Study Tour

Haft.. Malem ini rasanya kurang kalau cuma sebentar menikmati istimewanya kota ini. Kota yang selalu mengajarkan berbagai macam hal buat gue di dunia yang jauh dari orang tua. Kota dengan seni yang sangat beragam. Dan kota dengan macam-macam karakter orang.

Diantara berbagai macam karakter orang itu ada sekelompok karakter yang menarik perhatian gue. Dan ternyata karakter itu pernah gue alami sendiri. Karakter sekelompok orang itu adalah sekelompok orang yang sedang study tour.

Yang gue tahu tentang study tour adalah jalan-jalan ke luar kota sambil belajar. Gue dulu belum menyadari tentang karakter mereka yang banyak memunculkan hal-hal unik. Malem ini gue lihat hal unik itu dari mereka yang lagi study tour disekitaran Jalan Malioboro sampai ke Alun-Alun Selatan.

Dibawah ini adalah beberapa hal yang menurut gue unik dan itu cuma ada di sekelompok atau rombongan orang yang lagi study tour.

1. Bergerombol

Orang yang lagi study tour biasanya adalah orang-orang yang sudah menentukan sebelumnya dengan siapa mereka akan berkumpul selama study tour. Atau sudah memiliki sebuah geng untuk menghancurkan tempat-tempat study tour yang dikunjungi. 
Bergerombol
Sumber by : sman2-lmj.sch.id

Yaa, bergerombol bagi mereka yang sedang study tour adalah cara yang paling mengasyikan. Mereka bisa berbelanja bersama, berfoto bersama, dan bahkan bergerombol adalah cara paling ampuh untuk menekan angka kehilangan kawan yang ada disamping, depan, atau belakangnya.

Jadi, kalau ada gandengan temen yang hilang pasti ketahuan. Karena tingkat kepekaan manusia akan diukur saat mereka bergerombol.

2.Baju Couple

Pernah liat orang pakai baju couple lebih dari dua orang ? Jawabannya cuma ada di mereka yang lagi study tour.
Baju Couple study tour.
Sumber by : smacepiring.wordpress.com

Coba perhatikan, mereka yang study tour kebanyakan menggunakan baju yang dibuat sama oleh gurunya. Ternyata, mereka yang study tour ini mampu merubah pemikiran kuno bahwa couple itu tidak harus dengan pasangan kekasih saja tetapi pasangan bagi mereka yang ikut study tour.

Kemana-mana mereka yang study tour diharuskan untuk mengenakan baju yang seragam. Romantis bukan ?

3. Hal Unik Lainnya

Selain dua hal unik diatas, gue menemukan beberapa hal unik lainnya. Kalau mereka yang study tour itu mendatangi pusat perbelanjaan itu bisa bikin rugi pedagangnya. Kok bikin rugi ? Jawabannya adalah mereka yang study tour itu biasanya pergi bergerombol. Kalau diantara gerombolan itu masuk kedalam suatu pusat oleh-oleh biasanya akan mengikuti suara terbanyak dan kalau diantara suara terbanyak itu ada yang tidak cocok dengan harga maka segorombolan itu akan otomatis pergi meninggalkan si pedagang. Tragis~

Dan hal ini yang paling penting. Orang yang study tour itu engga akan mungkin melewatkan satu momen pun tanpa berfoto. Dimanapun tempatnya, kapanpun waktunya pasti kebanyakan dihabiskan waktu dengan berfoto. Menurut gue slogan yang pas untuk mereka yang study tour adalah " Habiskan waktumu dengan 3 hal : Belanja, bermain, berfoto" Kalau tertinggal salah satu diantaranya akan terasa hambar menurut gue. Sia-sia aja perjalanan jauh tapi engga ada satu momenpun yang tidak didokumentasikan. Mending bobo di hotel deh................


Emang capek sih study tour itu. Apalagi kalau harus menempuh jarak yang sangat jauh. Study tour juga engga bebas, setiap langkah kita selalu terhalang oleh waktu yang diberikan oleh guru atau yang berkepentingan. 

Menurut gue, capek bukan masalah selagi gue masih bisa menikmati waktu bersama teman-teman seperjuangan yang biasanya bisa memberikan warna bagi hidup dan beragam hal baru serta unik. 

Jadi, kalau lagi study tour jangan megang HP selain untuk foto-foto yaa. Selamat study tour dan selamat berbelanja *ala mba mba alfamart*

Jadi Anak Muda Keren Itu, Gampang !!

*Selamat anda telah memasuk waktu tengah pagi indonesia bagian sleman utara*

Terdengar sayup-sayup terbawa angin malam suara yang diatas dan tak tahu darimana asalnya. Jadi gini, bertepatan dengan 28 oktober besok. 28 Oktober adalah hari yang sangat bersejarah untuk bangsa ini.

"Lhoo, besok ada apa ? Hari apa ? Kok engga ada tanggal yang diwarnain merahnya ?"

Jawaban apa yang kira-kira tepat untuk pertanyaan diatas ini ? Siapakah yang selalu menyiapkan pertanyaan ini apabila disinggung soal hari bersejarah di kalender ?

Yaps, tepat sekali !! Anak dari usia SMP, SMA, bahkan sampe anak kuliahan sedikit banyak akan membuat pertanyaan seperti itu. Atau dapat dikategorikan sebagai pemuda.

28 oktober adalah harinya pemuda. Menurut gue, tidak ada satupun orang yang tidak tahu akan ada apa di 28 oktober.




Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928
Sumber Gambar : sisidunia.com

Gimana udah jelas kan ada apa di tanggal 28 oktober ? 

Tanggal 28 oktober merupakan hari bersejarah dimana sumpah dari para pemuda itu lahir. Bahkan sumpah pemuda lahir sebelum negeri ini merdeka. Merdeka dari segala macam dan jenis (pen)jajah(an). Para pemuda waktu itu bahkan terlihat begitu keren dengan sumpah yang mereka buat. Dan hingga sekarangpun sumpah itu tetap ada dan menjadi sebuah peninggalan sejarah bagi bangsa ini.

Sudah 86 tahun sumpah ini tetap ada dan menjadi pelecut semangat bagi para pemuda masa kini. Namun, semua itu kini hampir sirna *Biarkayajudullaguaja*. Looh kok hampir sirna ?

Sebenarnya itu pertanyaan yang mungkin akan bisa dijawab oleh sebagian orang dalam hal ini sesama pemuda. Sebagai seorang pemuda walaupun sekarang gue sudah masuk ke masa akan uzur, gue akan menjawab pertanyaan itu dengan gampang. "Tergerus Zaman"

Jawaban gue bukan tanpa alasan. Dan gue secara pribadipun setidaknya harus mengikuti zaman itu.
Mau engga mau dan tanpa kompromi. Dan banyak dari para pemuda yang "tergerus zaman" itu memiliki orientasi negatif di dunianya.

Zaman dulu, pemuda yang keren adalah pemuda yang mampu mengangkat senjata dan berperang melawan para lawan. Kalau buat zaman sekarang, bisa gue bilang adalah kuno. Kuno karena pemuda sekarang tinggal hanya menikmati peninggalan sejarah dari pemuda-pemuda hebat di era yang lalu. Buat gue, keren itu engga mesti mengangkat senjata dan lalu berperang dengan musuh.

Gue punya beberapa cara agar gue, elo, kita semua menjadi seorang pemuda yang super duper keren.... Dan ini caranya :

1. SOSIAL

Hal yang paling dibutuhkan oleh pemuda saat ini adalah menumbuhkan sifat sosial. Dimana pemuda sekarang lebih memilih dunianya masing-masing daripada harus bersosialisasi dengan dunia yang lebih luas.

Banyak pemuda keren diluar sana yang patut dicontoh dan dibilang keren dari jiwa sosialnya Pemuda yang keren berhasil mencontohkan bahwa jadi seorang pemuda yang keren itu juga harus punya jiwa sosial. Jiwa dimana pemuda mampu melihat sekitar sebagai kebutuhan hidup.

2. (Ke)ren Engga Harus (Ke)ras

Miris memang melihat tayangan yang ada ditelevisi khususnya program berita. Banyak para pemuda (siswa,siswi, sampai Kuliah) yang rela menghabiskan kesempatan belajarnya hanya unttuk mengacungkan sebilah bambu dan menyerang lawannya.

Orang yang kaya gini menurut gue belum bisa dibilang keren. Sebenarnya keren itu juga bisa kok kita dapet dari ilmu pengetahuan yang guru kasih, dari teman, ataupun dari dunia yang begitu luas ini. Mereka yang lebih mencari pendongkrak keren lewat cara seperti ini harus cepet-cepet di rukiah. Biar mereka cepet sadar kalau mereka ada di zaman nabi yang setiap halnya selalu pakai kekerasan untuk menjatuhkan nabi. Atau berperang untuk mengusir koloni dari negeri ini

Banyak kok pemuda keren yang berhasil membuktikannya dengan prestasi yang membanggakan. Bukan memalukan dengan berurusan dengan aturan ataupun aparat kepolisian.

3.Open Minded

Cara ampuh supaya pemuda itu semakin keren adalah open minded. Open minded ini sangat diperlukan oleh setiap pemuda termasuk gue.Dengan wawasan yang sangat luas pemuda sebenarnya mampu memilih dan memilah mana yang terbaik untuk dirinya sendiri. Bukan malah jadi salah arah dan akhirnya jatuh ke lembah seperti no 2.

Gue telah banyak melihat, bertemu, bahkan hanya sekedar duduk manis untuk mendengarkan kisah-kisah mereka (pemuda) yang luar biasa kerennya.

Memang gue masih belum jadi seorang pemuda yang keren. Gue tetap mencoba tentang bagaimana menjadi seorang pemuda yang keren. Pemuda yang keren karena prestasi yang keren. Bukan malah mencoreng dengan hal-hal yang sangat memalukan.

Tips kecil terakhir dari gue adalah biasakan untuk jalan-jalan sendiri melihat keadaan sekitar. Dan setelah itu akan tahu bahgaimana dunia sekitar akan membawa dirimu ke kehidupan yang lebih keras lagi.

Jadi, buat keren dimasa muda itu gampang kan ?

-Sekian-


"Selamat hari sumpah pemuda yang ke 82, semoga pemuda yang bangsa ini miliki tidak hanya sekedar memiliki tapi mencintai negeri ini dengan sepenuh hari"

Oct 26, 2014

Yang Gue Dapet Hari Ini

Hari ini.. eh salah lebih tepatnya sih dari sore gue banyak ketemu orang-orang yang bikin gue lebih melek tentang menikmati hidup.

Jadi ceritanya gue ketemu sama beberapa orang dan ada diantaranya temen gue. Awalnya sih cuma buat ngerjain tugas dari dosen gitu. Tapi, diselingan itu gue baru nangkep beberapa pelajaran dari mereka. Dari percakapan yang kita lakuin, dari sharing yang kita lakuin. Menghasilkan sesuatu hal tanpa sengaja gue sadari.

Dan ternyata gue baru sadar kalau sering berinteraksi itu kita bakal lebih banyak ilmu. Emang sih engga setiap orang bisa memberikan ilmu disetiap interaksi nya. Dan gue baru dapetin hari ini. Serta merangkainya menjadi sebuah cerita menarik buat gue.

Soal memilih teman misalnya. Ternyata memilih teman itu engga sembarang. Teman yang terbaik itu teman yang semasukan sama kita. 

"Teman yang semasukan itu kayak gimana sih ?"

Gue baru tau jawaban itu hari ini. Ternyata teman yang semasukan adalah teman yang tidak hanya mampu memberi saran terhadap diri kita, tetapi juga memberi solusi yang positif dibalik sarannya tersebut. Selain itu, teman yang semasukan memberikan saran bukan atas dasar hanya menguntungkan dia saja tetapi juga saling menguntungkan satu sama lain. Gue kasih contoh seperti ini :

Temen A : Eh, elo nih jangan kaya gitu, itu gak baik buat lo 
Teman B : Iya yah ? terus gue mesti gimana ?
Teman A : Elo pikir aja sendiri.......

Seketika percakapan itu terhenti karena teman B geram dan mengambil celurit yang ada dibalik ketiaknya.


Dari percakapan singkat diatas membuktikan bahwa Teman A hanya bisa memberi kritik. Saat diminta saran yang terbaik oleh teman B malah jawaban yang didapat terkesan hanya bisa memberikan kritik.

Beda lagi kaya percakapan dibawah ini :

Teman B : Eh, hari ini gue seneng banget lo abis ketemu doi.
Teman A : Waah, seneng banget yaa. Terus kamu kemana aja ?
Teman B : Tadi sih cuma nongki aja sampe tengah malem.
Teman A : waah asik ya, terus tidur dimana ? kan kosan elo gak ada jam malam ?
Teman B : Gue diajak ke kontrakannya, tapi gue engga macem2 kok.
Teman A : Iya yaudah, jangan sering-sering yaa kaya gitu. Gak enak gimana kalau dilihat tetangga.

Sebagai teman yang baik tentu teman A memberikan sebuah solusi kalau ternyata teman B itu salah dan teman A mengingatkan supaya engga sering-sering. Coba aja kalau teman A itu kaya percakapan diatas, dia cuma bisa kasih kritik tapi engga ngasih solusi gimana caranya supaya tidak terulang lagi.

Apalagi buat mereka yang sedang merantau. Memang memiliki banyak teman itu penting. Setidaknya dari banyak teman itu kita harus bisa menseleksi siapa saja teman yang pantas dan bahkan lebih baik lagi kalau satu masukan dengan kita. Supaya bisa saling memahami satu sama lain.

Itu yang hal yang pertama dari apa yang gue dapet hari ini.

Yang kedua adalah tentang mereka yang mengalami broken home. Sebagian pandangan orang tentang anak broken home itu negatif. Begitu pun dengan apa yang gue alami, gue lihat, dan gue dengar. Tapi, dari cerita yang gue dapat dan gue lihat ternyata pandangan itu salah besar. Mereka yang menyandang label broken home itu engga selalu punya hal negatif. 

Kebanyakan dari apa yang gue alami sehari-hari itu memang penilaian yang negatif. Hal itu bukan membangkitkan semangat tetapi malah menjatuhkan dan condong mendukung (mereka) untuk melakukan hal-hal negatif.

Seharusnya penilaian itu segera dihilangkan. Karena menurut gue, mereka yang negatif adalah mereka yang sedang mencari perhatian dunia saat dia tidak mendapatkan apa yang dia harapkan dari kedua orang tuanya. Anak broken home adalah anak yang sangat spesial. Mereka bahkan bisa lebih kuat dari anak kebanyakan lainnya. Mereka lebih mampu menjalani hidup dengan satu tangan ketimbang mereka yang selalu berpangku kepada dua tangan.

Bagi sebagian orang mungkin dua hal diatas belum begitu penting. Bagi gue setiap percakapan yang gue dengar itu akan menjadi sebuah pelajaran untuk gue hari esok. Dimana gue bakal lebih banyak lagi dapat pelajaran dari orang-orang yang berbeda. Dan hal ini semakin membuat gue belajar untuk lebih banyak mendengar orang lain dan menyaringnya. 

Gue lebih akan banyak berterima kasih kepada mereka yang selalu memberikan pelajaran dan pengalaman hidup buat gue dan yang lainnya daripada kepada mereka yang selalu menilai hanya melalui nalar mereka.

Terima kasih tuhan, semoga esok akan lebih baik dari pelajaran yang didapat hari ini.

-Sekian-

Oct 24, 2014

Saat kesempatan Kedua itu ada

Pernahkah merasakan gagal untuk pertama kalinya dalam hal apapun ?


Pernah liat orang hebat yang gagal dalam perjalanan hidupnya ?

Gue sendiri kalau ada pertanyaan itu pasti dengan jawaban yang sangat diplomatis yaitu, "Pernah". Dan setelah muncul jawaban itu pasti akan muncul pertanyaan baru yaitu, 

"Mengapa harus gagal dulu ?"

Untuk jawaban yang seperti ini gue yakin belum tentu setiap orang akan memiliki sebuah jawaban yang sama. Dari apa yang pernah gue rasain, untuk menjawab sebuah pertanyaan yang diawali mengapa itu gue harus secara langsung merasakan apa yang dinamakan dengan gagal.

Ingatkah saat kita kecil dulu ? dimana kita sering gagal saat belajar berjalan. Disitulah kita tetap berusaha untuk melawan gagal itu.

Gue sendiri pun sebenarnya belum terlalu banyak pengalaman dalam hal gagal. Karena masih banyak "Gagal-gagal" berikutnya. Tapi, ada sebuah pengalaman yang pernah gue rasakan di masa muda gue ini.

Pengalaman ini terjadi sekitar 6-7 bulan yang lalu. Mungkin, teman-teman se kampus gue udah pada tau tentang ini. Dimana gue harus rela meninggalkan bangku perkuliahan untuk sementara yang diakibatkan oleh faktor internal dari keluarga gue itu sendiri. Dan gue gagal dalam perkuliahan gue waktu itu.

Waktu itu yang ada difikiran gue adalah gue engga akan nyerah gitu aja meski gue harus putus kuliah. Ajakan dari teman gue waktu itu untuk gabung di sebuah biro wisata yang memang didalamnya kebanyak oleh mahasiswa. Engga ada niatan sebelumnya gue datang ke jogja untuk bekerja. Niat gue waktu itu memang cuma untuk kuliah. Menuntut ilmu dengan baik. Dan punya keinginan untuk membahagiakan orang tua. Terutama nyokap gue tercinta yang udah banting tulang demi anaknya agar tetap menuntut ilmu.

Awalnya memang sulit menjalani ini semua. Waktu itu gue masih belum terima dengan keadaan yang gue alami. Entah kenapa gue selalu menyalahkan tuhan bahwa ini engga adil buat gue. Jujur aja gue waktu itu iri dengan kebanyakan teman-teman gue yang masih bisa melanjutkan kuliahnya dengan tanpa hambatan satu pun.

Gue kayak dikasih beban yang sangat banyak oleh tuhan dan mesti menyelesaikannya. Tapi, gue bingung mau menyelesaikan beban yang mana. Hari-hari pertama waktu itu juga terasa berat buat gue. Rasanya hidup yang gue rancang dari jaman sekolah dulu berantakan karena apa yang gue alami waktu itu.  Sia-sia rasanya semua yang gue angan-angankan pas di sekolah dulu.

Sebulan gue berhasil melewati masa yang menurut gue sangat sulit. Masa yang banyak buat gue belajar tentang hidup. Dari situlah gue mulai belajar memperbaiki diri, mulai banyak bersyukur, dan mulai menerima keadaan yang gue terima. 

Dan seiring berjalannya waktu gue mulai mengetahui kenapa semuanya itu terasa berat. 

Gue engga iklas !! 

Itu penyebab kenapa yang gue jalanin waktu itu terasa sangat sangat berat. Harusnya gue bisa lebih iklas menerima jalan yang dikasih tuhan buat gue. Dan gue pun menyadari bahwa dibalik itu semua akan ada sebuah peristiwa yang indah.

Gue bilang kaya gitu bukan tanpa alasan. Karena, setelah 6 bulan menunggu akhirnya gue dikasih kesempatan kedua oleh tuhan. Dan gue sangat mensyukuri itu. Dimana gue bisa merasakan kembali bagaimana menjadi seorang mahasiswa yang dengan beribu kegiatan didalamnya.

Setelah kejadian pertama yang gue dapet sebenarnya gue engga sama sekali terfikirkan kalau ternyata gue bisa kuliah lagi. Akibat iklas tadi gue cuma bisa mengikuti apa yang tuhan takdirkan sambil tetap berharap dan berusaha akan ada yang lebih baik lagi. 

Percaya atau engga percaya, ternyata keyakinan itu bisa mendorong kita untuk menjadi lebih positif. Keyakinan ini juga yang membuat gue selalu menanampkan hal positif meski keadaannya sulit. Karena gue percaya tuhan tetap bersama orang-orang yang penuh dengan keyakinan. Dan gue punya keyakinan kalau gue bisa kuliah lagi sambil menyusun kembali kepingan-kepingan mimpi yang sempet berserakan beberapa bulan kebelakang.
Sumber gambar : fathiazmi92.blogspot.com

Gue juga engga menyia-nyiakan kesempatan yang gue dapet dibabak kedua ini. Belum tentu kesempatan yang gue dapet sekarang ini bakal gue dapetin di kesempatan ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Karena gue yakin tuhan engga mungkin memberikan masalah diluar nalar yang manusia punya. Dan terima kasih tuhan atas kesempatan yang kedua ini.  I promise to be better than ever, karena gue engga mau menyia-nyiakan kesempatan yang telah ada.

Jadi, saat kesempatan kedua itu ada........ Manfaatkanlah

-Sekian-

Oct 21, 2014

Ritual Ritual Khusus Anak Kost

Suka duka selama menjadi anak kos telah gue jalani hampir dua tahun ini. Ada hal yang engga akan dialami sama mereka yang hanya tetap berdiam diri dirumah nya. Biasanya, mereka yang tidak merantau lebih banyak hidup nikmat dirumah. Makan dimasakin, baju dicuciin, cuma mandi aja yang engga di mandiin. Berbeda dengan anak kost. Semua serba dilakukan sendiri dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi.  Ada 1001 cara yang dibuat demi mempertahankan dirinya agar tetap hidup di dunia perantauan.
Sumber Gambar : ayobuka.com

Terkadang, menjadi anak kost terlalu banyak susahnya daripada bahagianya. Bahagianya adalah ketika awal bulan dimana orang tua lagi berada dalam suatu fase yang sangat baik yaitu mengirimkan jatah bulanan anaknya. Susahnya adalah ketika tanggal mulai berganti dari tanggal yang hanya satu digitu berganti menjadi tanggal yang dua digit. Memasuki tanggal dengan dua digit adalah awal dari kemunduran bagi para anak kost. Serba menipis. Itu yang dirasakan anak kos saat memasuki tanggal tanggal yang berada didalam fase kritis.

Dan selama hampir dua tahun merantau ini, gue telah menemukan berbagai fenomena atau ritual khusus yang dilakukan oleh anak kost demi mempertahankan hidupnya. Baik yang secara langsung gue alami ataupun dari lingkungan sekitar yang gue lihat. Berikut adalah ritual-ritual khusus yang dilakukan para perantauan atau khususnya anak kost saat akhir bulan mulai datang :

1. Lapar = Tidur

Ritual yang pertama ini mungkin baru gue temuin setelah gue menjadi seorang anak kost. Seharusnya, apabila kita merasakan lapar segerakanlah untuk makan. Tapi, buat anak kost kaya gue gini itu bukan jadi solusi.

Solusi terbaiknya adalah kalau kita merasakan perut kita keroncongan saat lapar usahakan untuk bersegera menuju kasur yang empuk. Karena kasur yang empuk membuat kita lupa kalau kita sedang merasakan lapar. Dan biasanya tidur juga bisa mempercepat waktu dan membuat gue bisa men-jama- antara makan pagi dengan makan siang, makan siang dengan makan malam ataupun makan pagi yang dilakukan keesokan harinya.

2. Stok Makanan di Awal Bulan

Biasanya kalau awal bulan itu pengennya hura-hura sana sini karena kondisi keuangan masih baik. Saat mendekati akhir bulan biasanya kondisi keuangan akan semakin memburuk. Krisis akan hadir dimana-mana saat akhir bulan itu akan datang.

Dari kemarau panjang hingga kekeringan isi dompet menjadi hal yang sangat wajar bagi anak kost. Mungkin hal ini terjadi karena euforia yang dialami saat awal bulan itu tiba. Semua akan lupa saat awal bulan tiba.

Tapi, gue dapet trik dari beberapa temen gue yang satu kost sama gue. Ternyata walaupun mereka larut dalam euforia awal bulan, mereka juga tidak lupa untuk masuk kedalam supermarket untuk membeli berbagai macam makanan yang bisa mengganjal perut saat masa krisis itu tiba. Dan yang dibeli pun kebanyakan adalah mie instan. Karena mie instan merupakan the power of anak kost. Belum ada kejadian anak kost yang kehilangan nafas karena terlalu sering makan mie.

Cobain deh...

3. Keluar Masuk Kamar kost lain

Ritual yang ketiga ini sama pentingnya dengan kedua ritual yang diatas. Bahkan bisa dibilang ritual ini adalah ritual yang masuk penting bagi keberlangsungan hidup mereka yang ingin menjadi anak kost yang kuat. Pintar melihat setiap kesempatan apabila kamar temen itu memang menarik perhatian. Gue juga pernah share tentang "Jeli disetiap Kesempatan". 

Menarik disini bukan berarti melihat barang-barang yang mewah yang temen kita punya lhoo. Menarik disini adalah bagaimana temen kita memiliki ketersediaan logistik yang berlebih. Apapun macamnya yang penting bisa mengganjal perut yang sudah bernyanyi. Entah itu sampai siang, sore, ataupun sampai besok sekalipun.

Jadi, sering-sering "keluar masuk kamar temen mu yaa"

Ketiga ritual diatas barulah segelintir dari ritual-ritual anak kost yang lainnya. Yang namanya anak kost pasti punya lebih dari tiga ritual yang gue buat diatas. Dari ketiganya itu gue bisa menyambung hidup dikala krisis akhir bulan itu menerpa.

Jadi, jangan takut kelaparan saat jadi anak kost. Karena anak kost punya ritual khusus yang bisa bikin perut kenyang. Selamat mencoba.................

-Sekian-