Oct 7, 2014

Saat menjadi mahasiswa, perbanyaklah bersyukur

" Kamu sekarang kuliah dimana ?"

"Kamu ngambil jurusan apa ?"

Dua pertanyaan diatas sering muncul saat seseorang yang telah menyelesaikan studinya di sekolah menengah atas dan sederajatnya. Entah itu dari keluarga, teman, dan sudah tentu dari sekolah dimana seseorang itu mencari ilmu.

Banyak yang bilang kalau setelah jadi mahasiswa itu enak. Belajar cuma 2-3 sks (per sks biasanya 45-50 menit) dan engga setiap hari ada mata kuliah, pulang kuliah engga terlalu sore, jajan udah bulanan. Emang hal kaya gitu lumrah diucapkan oleh para senior yang telah terlebih dahulu. Ternyata semua ini dilakukan semata untuk menarik dan menambah minat dari adik-adik di sekolah asal. 

Ternyata banyak yang meleset dari apa yang sering para kakak kelas itu bilang. Banyak dari mahasiswa yang gue perhatikan mengeluh entah itu tentang jadwal kuliah, dosen yang kurang asik, dan tugas tugas sebagai seorang mahasiswa yang se-abreg. Engga semua yang dibilang kakak kelas waktu jaman gue SMA dulu bener.

Kebetulan gue sendiri masih berada di bangku kuliah dan sering merasakan sebuah fase dimana gue bosan baik dengan jadwal, dosen, ataupun tugas dari dosen yang tanpa ada hentinya. Dan mungkin juga banyak temen-temen yang pernah berada di fase itu. Fase dimana jadi mahasiswa itu sangat membosankan.

Tapi, gue sedikit heran sama orang-orang yang selalu mengeluh tentang status (ke)mahasiswa(annya). Belakangan ini, ada salah satu penghuni kos yang selalu mengeluh tentang dosen yang kurang enak menurut dia. Atau, gue juga sering denger dan lihat mereka yang setiap harinya diisi dengan berbagai macam keluhan tentang tugas yang dosen kasih.

Memang gue tidak munafik soal ini, gue juga sering ngeluh sama tugas yang seolah-olah membuat hidup gue jadi mahasiswa itu berat. Apalagi waktu pertama kali jadi mahasiswa yang rasanya berat banget. Pengen rasanya teriak dan mengulang kembali dimana masa-masa sekolah dulu. Apalagi hidup di dunia mahasiswa ini keras. Yang gue rasain dulu itu, merasa gue punya beban hidup yang sangat berat.

Baru gue sadar setelah 6 bulan yang lalu. Dimana gue diharuskan untuk beristirahat sejenak dari bangku perkuliahan karena beberapa hal yang sangat klise. Whatever apa yang orang bilang tentang gue saat itu. Engga perlu juga gue bikin semua tau masalah gue saat itu. Karena, yang mereka tau gue sedang tidak aktif di perkuliahan.

Ternyata, dunia diluar bangku perkuliahan itu lebih dari keras. Deadline tugas yang biasanya mahasiswa kerjain paling cepet satu bahkan paling lama itu satu minggu saat bertemu kembali dengan mata kuliah si dosen tersebut. Berbeda sama dunia yang gue alamin belakangan ini. Deadline tugas paling lama satu hari dan paling cepet itu bisa satu jam bahkan kurang dari itu. 

Pertama nya gue kaget. Pengen banget rasanya ngeluh sama keadaan yang gue alamin waktu itu. Tapi gue sadar mengeluh belum tentu mengurangi apa yang harus kita hadapi. Mengeluh hanya akan mengurangi sedikit tetapi tidak semuanya. 

Dari pengalaman diatas selama 6 bulan kebelakang itu gue belajar tentang gimana menikmati hidup sebagai seorang mahasiswa. Bersyukur, sekarang gue bisa melanjutkan dan mengejar apa yang tertinggal sebelumnya dari teman-teman gue. Bersyukur adalah cara paling tepat untuk mengurangi mengeluh menurut gue. 

Karena gue sadar akan kesempatan yang gue dapatkan (lagi) sekarang ini belum tentu kesempatan yang sama didapatkan oleh orang lain. Lihatlah betapa banyak teman-teman kita yang sangat ingin berkuliah tapi belum mendapatkan kesempatan untuk mendapatkannya. Sedangkan, yang sudah mendapatkan kesempatan terbaik itu terkadang malah menyia-nyiakannya.

Menjadi mahasiswa adalah sebagai awal untuk memulai hidup yang sebenarnya. Entah itu hidup di keluarga maupun hidup di lingkungan yang (mungkin) bisa lebih keras dari kehidupan semasa menjadi mahasiswa.

Nikmatin aja apa yang sedang dihadapi. Toh nanti juga bakal berlalu. Kalau dilalui dengan terlalu banyak mengeluh pasti berat rasanya. Kalau dilalui dengan bersyukur pasti semua yang akan dilalui terasa mudah.

Tulisan ini bukan menggurui, sekedar ingin berbagi tentang apa yang gue alamin, gue rasain belakangan ini. Bukan juga untuk menyindir siapapun. Karena yang gue lakuin ini kurang bersyukur jadi selalu merasa kurang dari siapapun. Cuma lupa aja sama hal kecil yang terlewatkan untuk disyukuri.

0 comment: