Oct 5, 2014

Bahagia Diantara Keterbatasan

Gemericik suara air seolah ikut membuat suasana ruangan yang tak cukup luas ini menjadi riuh ramai. Air itu turun dari atas dimana penyaring oksigen akuarium. Justru gemericik air itulah yang membuat para ikan yang berada dibawahnya menunggu dengan bahagia. Mungkin, bagi para ikan gemericik air itu menjadi segalanya bagi mereka.
Sumber by : klikpositif.com

Entah kenapa memandangi akuarium beserta kegaduhan yang dibuat oleh air oksigen serta berbagai macam jenis ikan dengan variasi warna yang beraneka ragam itu kebahagiaan tersendiri buat gue. Ternyata kehadiran mereka bisa bikin gue sejuk saat memandanginya. Ada ketenangan tersendiri yang mereka berikan untuk sugesti yang ada di fikiran gue.

Hari demi hari sebagai anak kos yang tentunya hampir semua anak kos lainnya lakuin. Kuliah, makan, pulang, tidur. Itu fase yang gue alamin sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah - pulang kuliah-pulang). Beda dengan sebagian dari temen-temen gue yang lebih menghabiskan waktunya di kampus baik sebagai panitia acara kampus ataupun sebagai aktivis kampus.

Yang mau gue bahas disini bukan tentang aktivitas gue sehari-hari baik itu di kampus ataupun diluar kampus. Tapi, bagaimana caranya bisa mencari kebahagiaan yang mungkin lebih banyak keterbatasannya dari apa yang gue alamnin sehari-hari.

Gue tipikal orang yang dulunya sering ngeluh sama keadaan. Sering merasa gak nyaman di kondisi tertentu. Sering merasa gue paling kurang dari yang lain. Ternyata apa yang gue rasain itu semuanya salah. Masih banyak orang yang dibawah gue ternyata hidupnya lebih terbatas. Gue yang misalnya cuma sekali makan dalam sehari ternyata masih bersyukur daripada mereka yang belum tentu bisa makan dalam sekali sehari sekalipun.

Beruntung gue bisa mengenyam pendidikan untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi, meskipun pernah hampir berantakan ditengah jalan bahkan belum ada setengah jalan dari perjuangan hidup gue. Masih banyak dari mereka yang bahkan untuk memperoleh pendidikan dasar pun mesti ngerelain sesuatu. Atau bagi mereka yang dengan mudah masuk dan membayar lembaga pendidikan yang mereka inginkan tanpa memperdulikan berapa mereka harus membayar. Bagi mereka yang berkantung tebal berapapun tidak masalah. Bahkan, mereka lebih banyak menyepelekan hal ini karena mereka merasa mampu membeli apapun dari apa yang mereka (orang tuanya) miliki.

Selain itu juga, gue masih bersyukur bisa bernafas untuk menghirup udara segar yang ada didunia ini. Melihat dengan sempurna keindahaan tempat dimana tuhan menciptakan replika surga bagi umatnya. Serta berbicara dengan tanpa suatu keterbatasan.

Berbeda dengan mereka yang harus merelakan penglihatan, ataupun indra lainnya karena keterbatasan yang mereka miliki. Belum tentu mereka bisa menikmati indahnya dunia ini dengan sempurna, entah itu harus memakai alat bantu sekalipun.

Ada satu hal yang bikin gue merasa terhina oleh mereka yang memiliki kekurangan. Ya, mereka selalu bersyukur dan bahagia dengan segala macam keterbatasan yang mereka miliki. Mereka mampu menikmati dunia dengan cara mereka sendiri. Mereka mampu melewati kerasnya dunia meski memiliki keterbatasan.

"Keterbatasan bukan untuk disesali, tetapi untuk dinikmati buah bahagianya esok hari"

Dalam hal ini memang gue engga mengalami keterbatasan fisik. Karena keterbatasan belum tentu bicara soal fisik. Banyak yang mungkin orang lain tidak ketahui tentang itu. gue punya cara sendiri dalam menghadapi keterbatasan itu, diantaranya :

1. Bersyukur

Sudah kodratnya memang sebagai manusia untuk bersyukur dalam hal dan kesempatan apapun. Entah itu sedih ataupun senang sekalipun. Baru sekarang gue ngerti arti besyukur yang sesungguhnya. Bersyukur yang mengajarkan tentang hidup yang lebih bahagia. Lebih banyak bersyukur membuat kita akan sedikit demi sedikit membuang 1 hal yaitu, mengeluh.
Sumber : inspirably.com

Ternyata, mengurangi mengeluh bisa meningkatkan kebahagiaan seseorang dalam hidupnya. 

Bahagia belum tentu menggunakan pakaian bagus nan mahal, bukan juga menaiki kendaraan ber-merk mewah dengan harga ratusan juta rupiah atau lebih, tidak juga memiliki teknologi masa kini. Bahagia itu cukup mensyukuri sebuah keadaan yang tuhan anugerahkan untuk kita. Manusia.

2. Melihat Dunia

Mendapatkan hobi baru membaca dan menulis ternyata berdampak baik buat gue khususnya. Dengan dua hal itu gue lebih terbuka dengan sekitar. 

Banyak hal yang bisa gue dapetin dari 2 hobi baru ini.Dari baca pengalaman hidup mereka yang membukukan cerita hidup mereka. Memberikan sebuah gambaran tentang apa yang mereka alami selama ini dan bangkit melawan keterbatasan yang mereka miliki dan mampu membuktian ke dunia bahwa mereka bisa.

Dua point diatas bagi gue sangat penting supaya hidup gak selalu merasa kekurangan ditengah keterbatasan. Selain itu juga, mengeluh untuk keterbatasan adalah hanya untuk mereka yang cuma menjadi pecundang bagi hidupnya sendiri. Gue pernah merasakan berada diposisi sebagai pecundang bagi hidup gue terus. Yang hari-harinya selalu dihiasi dengan mengeluh dan mengeluh. Padahal masih banyak diluar sana mereka mereka yang tangguh dengan segala keterbatasannya.

Berbahagialah, karena hidup bukan untuk ditangisi karena kekurangan. Tetap percaya bahwa akan ada hal yang luar biasa dari sebuah keterbatasan dan kekurangan.

Belajar dari filosofi isi akuarium diatas bahwa "ikan akan tetap menikmati hidupnya meski  tempat yang mereka tinggali hanya sepetak. Bagi mereka bisa makan, bernafas, dan memiliki teman adalah kebahagiaan terbesar yang mereka miliki.

0 comment: