May 1, 2014

Mei Menulis

Sekitar 2 hari yang lalu, gue dapet salah satu artikel yang menurut gue bagus banget. Gue dapet artikel itu dari isi temlen gue yang memang udah mengikuti account Kompasiana.

Sedikit aja memberi penjelasan tentang kompasiana yaitu adalah blog jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media). Tidak hanya memberikan informasi penting terkait dengan peristiwa di sekitar kita, tetapi juga ikut memberikan andil bagi para pembacanya untuk berkreasi disana.

Gue dapet salah satu judul dari kompasianer (sebutan untuk warga yang menulis di kompasiana) yaitu "Masih Berpikir untuk Tidak Mulai Menulis? ". Dari judul aja udah bikin gue tertarik untuk membacanya.

Dan benar bahwa isi dari tulisan ini memang menarik. Sang penulis adalah Mas Budi Waluyo. Nama yang mungkin masih asing buat gue. Setelah membaca isi tulisan itu keseluruhan ternyata memang benar menulis itu kini bukan hanya menjadi kebutuhan bagi para penulis professional saja tetapi juga bagi para penulis kaum awam.

Gue juga pernah nanya ke salah satu penulis dari "Shitlicious" bahwa untuk menjadi penulis itu tidak perlu terkenal. Cukup menjadi dirinya sendiri dengan gaya tulisan yang dimilikinya. Karena hanya dengan menjadi diri sendiri lah gue akan tau sejauh mana kemampuan gue dalam menulis. Jangan pernah mau untuk menjadi orang lain. Karena sesungguhnya diri sendiri itu lebih luar biasa.

Memang sulit untuk menulis dengan berdasarkan aturan dan organisasinya. Gue pun kadang nulis seenak jidat gue tanpa memperhatikan struktur, aturan, dan organisasi dalam menulis. Karena menurut gue "Nulis itu diri gue, apa yang gue tulis itu yang gue rasain"

Awalnya sih susah untuk menulis menurut gue. Faktor malas lah yang menjadi penghalangnya. Gue juga sebenernya baru aktif nulis lagi itu mulai akhir SMA kemaren. Setelah semua aktivitas di sekolah gue mulai berkurang dan hanya dihabiskan untuk membuang waktu sia-sia. Terlintas memang kalau waktu yang gue lalui waktu itu cuma gitu-gitu aja. Gue cuma ngabisin waktu buat seneng-seneng. Tapi, gak pernah gue mau buat bagi ke dunia luas dalam sebuah tulisan.

Dan gue ngutip salah satu kalimat dari tulisannya mas Budi "Menulis itu mudah. Cukup ambil sebuah pena dan selembar kertas, kemudian menulislah."

Memang benar isi dari Tulisan mas Budi kalau orang yang senang menulis itu kadang suka diremehkan oleh orang lain. Gue juga pernah di remehkan oleh orang-orang terdekat terutama dalam lingkup kerjaan gue. "Lagi nulis apa ? Emang buat apa ? Emang nulis itu bisa menghasilkan berapa ?." Buat gue, pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan yang sebatas angin lalu. Bagi gue, nulis itu soal hati bukan soal uang atau hasil yang akan di peroleh. Memang tulisan gue saat ini belum ada apa-apanya. Tapi, gue yakin suatu saat nanti kalau orang-orang yang gue cintai bisa melihat karya gue meskpun hanya untuk konsumsi pribadi.

Menulis itu intinya cuma 1. "menulis itu tumbuh dari keinginan dari dalam hati untuk membagi dan mengungkapkan apa yang saat ini sedang dirasakan."

“Tulisan kita tak akan mati, bahkan bila kita mati.”  Helvy Tiana Rosa

Menulis juga menurut gue menjadi sarana untuk mengutarakan sebuah kata yang mungkin tidak bisa melalui mulut. Menulis bisa mengajak untuk lebih jauh mengenal dirinya sendiri. Apa yang dia tulis itulah pribadinya.

Banyak hal yang tentunya bisa di bagi dari sebuah tulisan. Banyak hal yang bisa diungkapkan dari sebuah tulisan. Banyak hal yang didapat dari sebuah tulisan.

Mulailah menulis meskipun tak seindah Tere Liye ataupun Andrea Hirata yang pandai merangkai kata. Menulislah dari hati yang paling dalam. Biarkan jari-jarimu menari merangkai sebuah kata, biarkan hatimu mengungkapkan segalanya melalui tulisan.

”Hati itu cuma bisa disentuh dengan hati.” AA Gym

Selamat datang bulan mei. Mari memulai untuk menulis. Mari memulai untuk membuka dunia.

“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”Seno Gumira Ajidharma

0 comment: