Apr 28, 2014

Merantau....

Merantau ? apa hal yang difikirkan saat pertama kali mendengar kata "Merantau" ? Mungkin buat sebagian anak muda yang baru aja lulus SMA masih menjadi hal yang tabu untuk menantang makna dari merantau. Itu juga hal yang pertama gue fikirin kalau ada kakak kelas yang selalu bilang "Merantau".

Hidup sendiri, jauh dari orang tua, engga ada saudara. Pokoknya hidup serba dilakuin sendiri tanpa bantuan orang lain. Terlihat rumit deh hidup merantau itu. Orang tua juga cuma mensupport doa dari jauh. Mensupport bukan hanya dengan lancarnya uang bulanan tapi juga melalui doa agar anaknya nan jauh disana bisa sukses sesuai dengan keinginan mereka.

Pertama kali merantau buat gue sulit banget. Kenapa sulit ? karena, jujur aja gue dirumah serba dilakuin sama orang lain. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi hampir sebagian hal itu diwakili oleh orang lain.

Kerasa banget bedanya pas pertama gue mulai ngerantau. Dengan uang yang udah ditentuin oleh orang tua, gue dituntut untuk bisa mengatur keuangan itu sendiri selama sebulan penuh. Selain itu juga, gue harus terbiasa bangun dengan waktu yang sama demi kuliah supaya gak telat. Kalo telat bangun ? tidur lagi aja wkwk. Biasanya sih ada yang suka ngomel kalau gue bangun setelah ayam berkokok. Tapi sekarang harus bangun sendiri tanpa ada yang ngomel-ngomel. Awalnya gue belum bisa menyesuaikan akan hal itu. Bangun kesiangan, sholat subuh sering lewat. Bahkan kadang gak mandi sebelum kuliah kalau kesiangan -,-

Soal makan dan nyuci juga mulai kerasa hal berbeda. Emang sih ada yang instan untuk cuci dan makan. Nyuci baju bisa di laundry, urusan makan juga banyak yang jual. Tapi hal itu baru terasa kalau uang bulanan itu udah sangat menipis. Nyuci baju harus sendiri, makan juga kadang harus beli telur, nasi, atau lauk yang lainnya untuk bertahan hidup.

Tapi, lama kelamaan gue mulai terbiasa akan hal itu. Seiring berjalannya waktu, gue bisa memaknai sendiri arti merantau itu dengan penuh kebahagiaan. Banyak hal yang bisa diambil dari hidup merantau.

Gue mulai ngerasain gimana enaknya merantau setelah gue keluar dari zona nyaman.  "Keluar dari zona nyaman. Rasain gimana sensasinya. Jangan betah ada di zona nyaman" 


Buat gue, tetep berada di zona nyaman itu sama aja kaya seorang raja yang terlelap dengan bergelimangnya harta. Jadi, mulailah untuk mencari zona ketidaknyamanan-mu dibalik zona yang sangat nyaman bagimu

Carilah warna lain dalam hidup. Kalau biasa hidup dimanja, biasakan untuk mulai menghilangkan kemanjaan itu. Kalau biasa untuk hidup serba ada, belajarlah untuk menghemat apa yang dimiliki saat ini.

Bagi gue prinsip yang penting itu adalah prinsip yang sering dicuapkan oleh orang banyak, yaitu hidup itu mesti besok bagaimana bukan hidup yang bagaimana besok. Hidup merantau yang mikir bagaimana besok itu sering buat gue terlena kalau udah dapet kiriman bulanan contohnya. Gak pernah ada fikiran untuk hidup berhemat. Padahal gue belum tau akan ada hal apa yang terjadi di esok harinya.

Ternyata, merantau juga bisa buat gue temuin gimana diri gue. Ternyata merantau dapat membentuk karakter seseorang kalau merantau nya itu tanpa keterpaksaan.

Selain itu juga gue punya banyak temen di daerah rantau. Dari nama daerah yang sebelumnya belum gue tau ataupun gue denger sampe nama daerah yang cuma bisa gue liat di tv ataupun di peta pas jaman sd belajar geografi. Hampir seluruh Indonesia ada disini, di dunia rantau ini. Dari sabang sampai merauke.

Menurut gue juga merantau itu bisa buat gue belajar. Yaa, belajar untuk memahami perbedaan karakter. Dari perbedaan karakter itulah yang berhubungan dalam pembuatan karakter dalam diri gue sendiri. 

Emang sih hidup gue di perantauan belum seberapa. Bahkan lebih kecil dari biji jagung, belum ada apa-apanya. Tapi, udah banyak hal yang gue dapet selama gue merantau. Banyak ilmu yang gak pernah gue dapet selama gue hidup di dunia nya gue dulu tapi sekarang gue bisa dapetin sewaktu di dunia perantauan.

Selagi merantau perbanyaklah ilmu. Carilah relasi sebanyak mungkin. Relasi yang bisa bawa gue ke masa depan yang sukses nantinya. Sekian

Apr 21, 2014

Harapan Untuk Presiden Baru

Selamat pagi *nyengir*.

Oke, pagi ini bangun dengan muka sumpek diatas batal dengan membentuk banyak pulau disana. Pulau yang gue bentuk ini bisa ngalahin kepualaun yang ada di Indonesia. Hoaam.

Muka kusem, ngantuk, tapi apa daya ayam berkokok udah membangunkan gue dari tidur tampannya gue. Kebiasaan gue sekarang setelah bangun tidur adalah cari handphone buat bbm orang yang paling gue sayang. Tapi, pagi ini ada hal yang baru. Cari remot Tv adalah hal yang gue lakuin pagi ini.


Tayangan di pagi buta yang paling menarik setiap harinya adalah "MAMAH DEDEH". eeh ternyata berita lebih menarik ketimbang mamah dedeh pagi ini.

" Meski Bersatu, Koalisi Partai Islam Sulit Munculkan Tokoh Capres" Menurut headline berita di salah satu Tv Nasional.

Setelah pemilu 9 april, banyak dari para Elite Partai Politik yang memiliki ambisi untuk menjadi seorang pemimpin di negeri ini. Dari mereka sekarang sibuk cari temen (re : Koalisi) untuk maju dalam pemilihan presiden sekitar Juli nanti.

Sudah ada beberapa dari mereka yang mengutarakan diri untuk maju dalam pemilihan presiden nanti, seperti : Jokowi, Abu Rizal Bakrie, Wiranto, Hingga Gita Wiryawan dan Mahfud MD. Mereka sibuk dengan blusukan mereka dalam mencari kawan.

Sebenernya gue juga kurang paham sama politik di negeri ini. Mereka hanya sibuk untuk mencari kekuasaan tertinggi di negeri ini. 

Sedikit berkaca saja dari hasil pemilu 9 april yang udah lewat. Banyak dari para kader partai politik yang gila hanya karena kalah dalam pemilu meskipun KPU belum memutuskan hasilnya. Banyak dari mereka yang ternyata sudah mengeluarkan biaya kampanye hingga milyaran rupiah demi memenangkan pemilu.
Ada satu pertanyaan untuk mereka "DARI MANA UANG KAMPANYE BERASAL ?"


 Pertanyaan itu seolah masih akan tetap ada hingga pemilihan presiden nanti. Memang, untuk kapasitas seorang presiden itu harus memiliki biaya kampanye yang tidak sedikit. 

Dari satu pertanyaan diatas akan timbul pertanyaan lainnya seperti :

1. Apakah Mereka (Calon Presiden & Wakil Presiden) akan terbebas dari Korupsi ?
2. Apakah mereka bisa merealisasikan janji mereka ?
3. Apakah mereka mampu membuat negara ini bersih dari KKN ?

Banyak sebenarnya pertanyaan yang akan muncul untuk para calon penguasa di negeri ini. Dari banyaknya pertanyaan itu akan muncul juga harapan dari warga negara ini untuk para calon pemimpinnya hingga 5 tahun kedepan.
Mungkin harapan gue akan sama seperti warga negara Indonesia lainnya, Yaitu :

1. Negara ini benar-benar bebas Korupsi
2. Negara ini bebas dari kemiskinan tanpa terkecuali
3. Negara ini akan bebas dari pengangguran
4. Pemimpin harus bisa mengayomi segala kalangan masyarakat
5. Pemimpin harus mengajarkan arti ke"JUJUR"an yang sebenarnya
 Dan yang paling penting adalah "Pemimpin negeri ini harus bisa mensejahterakan rakyatnya, bukan mensejahterakan keluarganya"

Semoga para calon pemimpin bangsa ini tidak hanya pandai mengumbar janji dari mulut manisnya, tetapi pandai mewujudkan janjinya di suatu hari nanti. 


“Ketika satu kota dipenuhi orang miskin, kejahatan yang terjadi hanya level rendah, perampokan, mabuk-mabukan, atau tawuran. Kaum proletar seperti ini mudah diatasi, tidak sistematis dan jelas tidak memiliki visi misi, tinggal digertak, beres. Bayangkan ketika kota dipenuhi orang yang terlalu kaya, dan terus rakus menelan sumber daya di sekitarnya. Mereka sistematis, bisa membayar siapa saja untuk menjadi kepanjangan tangan, tidak takut dengan apapun. Sungguh tidak ada yang bisa menghentikan mereka selain sistem itu sendiri yang merusak mereka.”
― Tere Liye, Negeri Para Bedebah


Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat. 

― Tere Liye, Negeri Para Bedebah

Yang gue liat di negeri ini sekarang adalah mereka (orang-orang) pencari kekuasaan tertinggi. 

Gue pernah baca kutipan dari Ali Bin Abi Thalib yang isinya " Semestinya para pemimpin mematri di hati masing-masing" 

“Pengkhianatan terbesar adalah pengkhianatan kepada umat (rakyat). Dan penipuan paling kejam adalah penipuan yang dilakukan para pemimpin” Ali bin Abi Thalib. (sekian)

Apr 12, 2014

Nikmatnya Bersyukur....

Entah kenapa tengah malem ini gue pengen banget yang namanya nulis. Gue pengen banget yang namanya nulis yang jauh dari tema cinta, sedih, ataupun tulisan-tulisan galau. Gue pengen punya sesuatu yang beda untuk tulisan gue. Yang selama ini gue tulis mungkin tentang puisi-puisi cinta. Puisi itu sendiri adalah puisi yang terinspirasi dari orang orang sekitar dari kedua orang tua ataupun tentang si doi. Kebanyakan sih tentang si doi hehe.

Hari ini, gue belajar banyak hal banget. Terutama dari apa yang gue alamin dari kerjaan gue ini. Gue sekarang lagi kerja disalah satu perusahaan yang bergerak di bidang biro wisata. Pekerjaan yang enggak selalu menuntut gue untuk selalu di depan komputer dengan pakaian resmi berwarna coklat kehijauan dengan berbalut sepatu hitam mengkilat. Kerjaan ini bisa dibilang santai. Santai yang tentunya punya batasan.

Pekerjaan ini begitu gue nikmatin. Sejujurnya, gue enggak ada basic untuk pekerjaan ini. Gue cuma seorang yang pinter ngomong tanpa diimbangi kontrol dari diri gue. Jadi, banyak omongan gue yang kurang begitu bermanfaat.

Sedikit flasback kalau gue kerja disini itu berdasarkan rekomendasi dari temen gue yang menganggap kalau gue punya potensi dalam hal ini. Dia nawarin pekerjaan ini ke gue. Tanpa difikir panjang lagi gue terima tawarannya. Karena menurut gue, nerima pekerjaan ini sama aja dengan gue punya relasi yang baru. Relasi yang nantinya akan membuat gue semakin memiliki banyak teman, sahabat, ataupun keluarga baru.

Hal lain yang buat nerima pekerjaan ini juga karena gue emang sempat berfikir kalau sebenernya untuk ukuran fresh graduate untuk seukuran SMA itu belum ada apa-apanya. Sambil menyelam minum air. Itu prinsipnya.

Rasanya tuhan udah membuka jalan buat gue untuk jadi lebih baik di balik beberapa cobaan yang sedang gue alami tahun-tahun ini.

Setelah jalan hampir 2 bulan, banyak yang gue pelajarin dari hidup ini. Rasanya gue cuma orang bodoh kalau pemikirannya cuma bisa menyalahkan cobaan yang gue terima. Selain itu, gue juga bersyukur bisa ketemu orang-orang baru dengan berbagai macam karakter yang berbeda.

Sebelumnya gue belum ngerti bagaimana menjalankan arti bersyukur yang sebenarnya. Karena, menurut pemikiran gue waktu dulu itu "Bersyukur ya cukup mengucap Alhamduliilah". Setelah itu, gue sering ngeluh lagi tentang hidup. Padahal masih banyak orang lain yang belum tentu seberuntung kaya gue. Masih banyak dari mereka yang merasa kekurangan daripada gue. Sedangkan gue selalu merasa kurang.

Belakangan ini. gue baru nemu titik indah bersyukur itu dimana. Gue juga baru mengerti sebagaimana bersyukur itu. Alhamdulillah memang cara yang dilakukan seorang manusia untuk menyampaikan rasa syukurnya terhadap Tuhan. Tapi, apakah hati manusia itu juga ikut bersyukur ? apa cuma bersyukur secara lisan aja ?. Padahal tuhan selalu kasih rejeki buat gue. Dan jarang banget gue bersyukur yang bener-bener bersyukur.

Ternyata, bersyukur itu bukan hanya secara lisan. Tapi juga di lakukan oleh perbuatan dan di tanamkan didalam hati. Setelah gue lakuin itu, rasanya setiap hari gue ngerasa kalo bersyukur itu nikmat, bersyukur itu indah.

Tak perlu harus bergelimang harta terlebih dahulu untuk dapat bersyukur. Punya orang yang sayang sama gue aja udah patut disyukurin. Dapet rezeki seberapapun juga mesti gue syukurin. Karena sekarang gue yakin kalau Tuhan akan menambahkan nikmat kepada orang yang senantiasa mengucap syukur dalam hidupnya. Percaya, kalau tuhan itu gak pernah tidur. Tuhan selalu ada dalam setiap syukur gue dalam setiap doa gue dan dalam setiap langkah. Bersyukur itu simpel. Cukup dengan gue yang selalu ingin mencoba untuk mengaplikasikan cara bersyukur gue dari mulai hal yang gue anggep kecil dan sepele.

Apr 7, 2014

Rena dan Jakarta



Dengan penuh tekad dan keyakinan yang sekuat baja, aku tetap memutuskan untuk melanjutkan cita-citanya. Meskipun aku harus melihat bapaknya kehilangan mata pencaharian karena kambing semawata wayangnya harus dijual untuk aku berangkat ke Jakarta.
                   
Hari itu, memang mentari yang biasanya terlihat cerah belum menampakkan sinarnya. Nampak masih malu-malu untuk muncul ke permukaan bumi ini. Namun, suara ayam sudah seperti vocal group sedang berlatih. Saling menyambut suara merdu satu sama lain.
                 
 Di dalam rumah, keluarga kecil ini juga terlihat lebih sibuk dari biasanya. Hari ini memang hari dimana aku akan berangkat ke ibu kota untuk mejemput cita-cita, mimpi, serta harapannya disana. Dengan hanya berbekal uang tidak lebih dari dua juta rupiah dan doa, Rena memutuskan untuk mengasah kemampuan dan keberuntungannya disana.
                   
Keluarga kecil ini memang tidak pernah melewatkan untuk melakukan sholat subuh berjamaah. Karena, bapaknya tetap mengajarkan kepada anaknya bahwa hanya ALLAH lah Sang Maha Esa. Dan ini adalah kesempatan terakhir bagi keluarga kecil ini untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.
“Assalamualaikum warohmatullah wabarakatuh” Terdengar ayah mengucapkan salam tanda berakhirnya Shalat
                   
Ibu yang tepat berada disamping aku menyambut salam yang dilayangkan oleh aku, dan dilanjutkan oleh bapak. Setelah itu mereka melanjutkan doa.

                  
“Tuhan, terima kasih engkau telah menganugrahkan kami keluarga kecil yang bahagia.” Ungkap ayah sambil menatap anak dan istrinya
                   
“Terima kasih juga engkau menganugrahi aku dan istriku seorang anak yang cerdas.” Lanjut bapak
                  
 “Terima kasih karena kami masih diberikan nafas hingga saat ini. Sehingga aku dan istriku dapat melihat anak kami bahagia. Bahagia dengan segala kekurangan yang kami miliki.”
                  
 Air mata mulai menetes dari mata indah aku. Seolah tak kuasa untuk meninggalkan rumah ini. Rumah dengan sejuta kenangan yang ada. Rumah yang tidak sebesar istana ini justru mampu menghadirkan banyak kebahagiaan.

“Sudah nak, kami selalu mendoakanmu disana. Jaga dirimu baik-baik disana.” Ucap ibu sambil mengusap rambut ku

“Iyah bu, Rena janji engga akan ngecewain perjuangan ibu sama bapak.” Jawab Rena tersedu-sedu

“Bapak bangga nak dengan kamu. Bawa nama baik bapak dan ibu yah.” Sambung bapak

                   
Selepas sholat subuh, aku dibantu ibu mempersiapkan apa yang akan dibawa untuk menghadapi kerasnya ibu kota. Pakaian, buku-buku semuanya aku bawa. Taka da kosmetik yang Rena miliki. Karena aku tidak terbiasa menggunakan kosmetik dan aku juga sadar bahwa untuk bisa makan saja sudah bersyukur.
                  
 Matahari pagi itu sudah hampir meninggi. Aku akan diantar oleh ibu dan bapaknya ke terminal terdekat. Tak memiliki kendaraan bermotor tidak menyurutkan langkah mereka untuk mengantar Rena. Mereka bertiga cukup berjalan kaki bersama-sama kemanapun mereka akan pergi.
“Aku bangga memiliki keluarga seperti kalian pak,bu” Ungkap Rena dalam hati
                   
Bapak dan ibunya ini memang sangat menyayangi aku. Karena, aku adalah anak satu-satunya mereka. Anak perempuan yang paling mereka sayang. Anak yang kini juga menjadi kebanggaan mereka. Dikampung ini, baru aku yang bisa berkuliah di Universitas Indonesia. Apalagi dengan beasiswa penuh yang didapatkannya.
                  
 Tak terasa langkah mereka yang begitu jauh ini telah sampai. Dari terminal inilah aku akan memulai perjalanan hidupnya. Perjalanan hidup yang berat di Jakarta nanti. Mengarungi arus kehidupan yang begitu keras disana.

“Nak, ibu dan bapak hanya bisa mengantarkan kamu disini. Kami sudah tidak memiliki ongkos untuk mengantarmu sampai ke kota.” Ungkap ibu sebelum aku menaiki angkot

“Iya bu, tidak apa-apa. Doakan Rena untuk semuanya.” Jawab aku yang mulai meneteskan air mata

“Rena juga pamit yah bu.” Sambung Aku sambil melakukan salam perpisahan dengan bapak dan ibu

“Hati-hati dijalan ya nak.” Jawab bapak sambil mencium keningku
                  
 Dari kampung aku harus meneruskan perjalanannya menuju terminal di kota. Perjalanan yang cukup panjang untuk aku menempuh jalan kesuksesan. Jalan yang mungkin nanti
Dapat merubah sedih bapak dan ibu menjadi senyuman dimasa tua mereka.

“Akan ku bayar lunas semua pengorbanan bapak dan ibu.”
“Aku harus bisa menjadi kebanggaan dimasa tua mereka.”
                  
 Perjalanan memang masih cukup panjang. Dan aku baru akan memulainya sekarang. Dari kampung aku akan merubah dunia. Dunia akan tau siapa aku. Rena yang akan merubah semuanya.

Selamat datang di Jakarta
                  
 Kata itu terlihat jelas di baliho saat aku akan memasuki ibu kota. Tersadar dari lamunanku tenang kota ini. Kota dengan berbagai macam aktifitas didalamnya. Berbagai macam karakteristik manusia ada di kota ini. Yang aku punya saat ini hanya selembar surat tanda aku di terima di Universitas Indonesia tempat aku akan menggapai mimpiku.
                  
 Dari terminal ini aku  aku melanjutkan perjalanan aku ke depok. Masih terasa lama untuk sampai di tempat aku menaruh mimpi. Selama perjalanan itu aku hanya memperhatikanm daerah sekitar. Gedung-gedung tinggi, dengan kaca yang berkilau saat terkena cahaya. Ribuan kendaraan yang memadati ibu kota. Lama aku terlelap dalam lamunanku tentang kota ini. Membuat aku tersadar bahwa aku telah sampai di Universitas impianku.

“Terima Kasih tuhan, aku bisa menginjakkak kaki ku di Kampus ini. Di kota ini.”
                   
Langkah kaki ku sempat terhenti dengan apa yang aku lihat. Seakan tidak percaya nantinya aku akan belajar di sini. Di tempat yang diimpikan oleh semua orang. Aku bersyukur bisa menginjakkan kaki disini. Sedih bercampur bahagia aku bisa mencicipi kerasnya Jakarta.
“Pak, bu aku sudah sampai di Jakarta. Aku akan memulai untuk membuat kalian bangga disini.”
“Dokan Rena bu, pak.”
Tuhan sampaikan doaku ini pada mereka yang jauh disana. Aku akan memulai mimpiku disini, di Ibu Kota ini.

UN....

Halo selamat pagi selamat hari senin. Bagi sebagian orang hari senin merupakan hari yang tidak ditunggu. Sebagian orang juga ada yang menunggu hari ini.

Mungkin pagi para pelajar dan pekerja hari senin yang bisa diartikan MONDAY sering disebut Monster Day. Gue juga bingung kenapa bisa ada monsternya. Padahal kan senin sama kaya hari-hari yang lain. Tapi kebanyakan orang senin jadi hari yang paling menakutkan, membuat malas dan lain sebagainya.

Jaman sekolah dulu, gue juga paling males ketemu sama yang namanya senin. Males karena harus panas-panasan berjam-jam demi upacara bendera di lapangan yang tandus. Selain itu juga, jadwal di hari senin itu selalu gak pernah enak.

Buat para pekerja kantoran juga pasti bikin males. Setelah menikmati weekend yang terasa panjang bersama teman ataupun keluarga, rasanya kurang pas kalo harus udah nikmatin akhir minggu. Mereka harus siap ke kantor di hari senin dengan berbagai macam pekerjaan yang menumpuk.

Cukup kayanya basa basi nya. Kalo gue inget pas jamannya sekolah itu rasanya nostalgia banget. Apalagi bulan ini adalah bulan yang paling menentukan buat para anak sekolah khususnya anak SMA.

7 hari lagi mereka akan melakukan perang. Ceileeh perang kaya jaman kemerdekaan aja. Anak SMA 7 hari lagi sudah perang dengan soal. Yap, mereka akan menghadapi Ujian Nasional. Salah satu tolak ukur kelulusan dalam pendidikan di negeri kita.

Gue disini punya beberapa TIPS yang pernah gue rasain dulu untuk menghadapi UN. Beberapa hal Ritual yang pernah gue lakuin bareng temen-temen gue :

1. BELAJAR BARENG

Belajar bareng dengan temen sekelas mungkin bisa dilakuin sebelum hari H UN. Biasanya gue sama temen-temen gue belajar bareng di kelas. Hal ini juga bisa menumbuhkan kekompakan sama temen sekelas lainnya. Usahakan belajar dengan yang pintar. Kalo kalian sama-sama gak ngerti ngerjain soal gak bakal ketemu hasil nya.
2.BERDOA

Biasakan mendekatkan diri dengan Tuhan. Selalu memanjatkan doa sesuai dengan ajaran agama kalian. Berdoa bukan pada saat ada keinginan saja, tapi setiap hari harus berdoa. Selain itu, mintalah restu kepada kedua orang tua. Karena ada hadist yang menyebutkan bahwa Ridha Allah adalah Ridha Orang Tua. Dan gue ngerasain hal itu sampe sekarang. Jangan minta doa ke dukun yaah. Kalo minta doa ke pacar sih boleh

3.PERBANYAK LATIHAN SOAL

Belajar gak selalu di sekolah. Belajar juga bisa dirumah. Usahakan untuk menggunakan waktu kosong untuk hal-hal yang positif. Untuk kalian yang mau UN gunakan waktu kosong untuk mengerjakan latihan soal-soal dari tahun sebelumnya. Dijamin deh gak akan kaget kalau ketemu soal yang berbeda karena sudah menguasai konsepnya. Jangan sampe kaya gue dulu jaman SMA. Yang cuma ngabisin waktu buat main dan tidur. Akhirnya nilai Try out gue ancur semua. Setelah itu gue gamau nilai UN gue juga ancur. Dan hal ini gue alamin di nilai UN matematika gue yang nilainya gak nyentuh nilah 4.

4.PERCAYA DIRI
 Percaya diri emang penting buat setiap hal. Percaya diri sebelum masuk kelas dan tetep yakin kalau bisa ngerjain soal-soalnya. Pas pengawas ngasih lembar soal usahakan berdoa dulu sebelum membukanya. Setelah dibuka pastiin tetep cool saat udah membuka soal. Kalau nemuin soal yang susah juga harus tetep cool karena kalau pas lo liat soal nya susah terus panik itu bakal mempengaruhi ke soal berikutnya. Bahkan bisa sampe blank. Usahakan juga semua soal itu dikerjain sendiri dengan apa yang lo mampu. Pede dengan jawaban yang udah di dapet juga harus dilakuin. 

Oke, 4 hal itu yang waktu itu juga gue alamin pas mendekati atau pada saat UN. 4 hal diatas menurut gue paling penting dan wajib untuk dilakukan. So, lulus itu kebanggan buat diri sendiri dan buat orang tua lo. Apalagi lo lulus dengan hasil kerja keras lo sendiri. Karena, kerja keras maksimal tidak akan membohongi hasil. Sekian

Apr 5, 2014

Debu

Butiran kotor mulai beterbangan di udara
Diantara nafas-nafas cinta yang begitu suci
Mulai memberatkan langkah untuk kesana
Pergi jauh melewati indahnya dunia

Debu,
Butiran kecil yang bisa menjadi besar
Merusak indahnya dunia ini
Menjadikan segala hal dianggap buruk

Debu,
Kecil tak nampak bila ia datang sendiri
Besar bila ia datang bersama yang lainnya
Dapat membuat dunia ini kotor karenanya

Debu,
Belum ada debu yang membawa kebahagiaan
Belum ada debu yang indah
Seindah-indahnya setetes embun