Oct 14, 2014

Belajar Dari Masa Lalu

Terinspirasi dari peng-editan dari judul postingan lain yang gue rubah jadi postingan masa lalu membuat gue jadi ingin mencurahkan hidup gue tentang masa lalu.

Masa lalu tidak melulu soal cinta antara gue sebagai kaum adam dan beberapa kaum hawa yang pernah gue jalin suatu hubungan yang spesial.Bukan itu. Masa lalu disini adalah tentang perjalanan hidup gue yang saat ini sudah hampir menyentuh angka kepala 2.

FYI, angka yang menunjukkan indikator kepala dua yang menujukkan bahwa gue sudah bertransisi dari masa remaja menuju ke masa yang lebih dewasa lagi.

Banyak yang bilang menengok kebelakang itu tidak baik. Tapi, menurut gue apa salahnya untuk menengok sebentar setiap langkah yang telah kita lewati dan menjadikan itu sebagai pelajaran untuk langkah selanjutnya.

Gue dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tua gue. Dengan latar pendidikan yang berbeda. Lelaki paling tampan dan gue hormati cuma seorang siswa lulusan kejuruan listirk. Sedangkan wanita yang paling cantik didunia adalah seorang lulusan diploma dari salah satu pendidikan keperawatan. Ternyata dari latar belakang itulah yang mendorong mereka untuk menjadikan gue sebagai putra pertama mereka dapat lebih tinggi jenjang pendidikannya dari mereka. Bersyukur, gue telah melewati masa masa menjadi seorang siswa dengan berhasil menuntaskan pendidikan disekolah menenang atas. Dan saat ini gue masih belajar disalah satu kampus luar negeri (Re : Swasta) terkemuka di kota pelajar. Tinggal menyelesaikan studi sesuai dengan target maksimal 4 tahun. yang artinya bisa "lulus tepat waktu" bukan "Lulus pada waktu yang tepat".

Ada pelajaran yang bisa gue ambil dari contoh kecil ini. Mungkin sebagian orang punya pemikiran yang sama soal ini. "orang tua mana yang engga mau liat anaknya lebih sukses dari mereka". Itu kata-kata yang sering gue dengar baik dari orang tua gue secara langsung ataupun dari beberapa orang tua yang pernah berbicara spoal itu.

Berbeda dengan apa yang gue alamin beberapa tahun kebelakang. Ya, kedua figur ini harus memutuskan untuk hidup masing-masing. Mungkin ini bisa menjadi kebahagiaan untuk mereka. Dan mungkin juga buat sebagian orang ini adalah sebuah aib yang harus ditutup rapat-rapat tanpa diketahui oleh dunia. Buat gue ini bukan aib. Bukan juga gue mau menceritakan apa yang gue alami ini atau sekedar pamer untuk mendapatkan perhatian banyak orang.

Sebelumnya juga gue sedih, kesel, marah bahkan ke mereka dan tuhan terutama tentang apa yang terjadi dan gue alamin ini.

"Tidakkah adil tuhan memisahkan semua ini ?"

Itu yang selalu gue ucapkan dalam situasi apapun. "Selalu menganggap Tuhan tidak adil"

Setelah tahun kedua seiring berjalannya waktu dari kejadian itu. Sedikit banyak gue belajar untuk tegar. Meski banyak yang tahu gue adalah orang yang selalu bahagia bahkan selalu ceplas ceplos orangnya tanpa bisa ngerem mulutnya. Gue sadar, itu adalah salah satu cara buat mengisi kekosongan yang hilang setelah kejadian itu.

Ternyata apa yang gue anggap tuhan itu tidak adil adalah salah besar. Selalu ada makna dari sebuah kejadian. Mungkin masa lalu yang gue alamin adalah hal yang sangat sangat sangat tidak diinginkan. Dan tuhan memberikan pelajaran kalau kita jangan sampai mengulang apa yang pernah dialami. 

Dan apa yang gue alami ini semata-mata hanya peringatan dari tuhan bahwa gue tidak hidup sendiri. Banyak dari sekeliling gue yang bahkan sudah mengalaminya terlebih dahulu. Mereka lebih kuat dan lebih bisa menghargai apa yang mereka alami.

Belajar dari masa lalu. Entah itu masa lalu yang indah ataupun buruk sekalipun. Ada pelajaran yang bisa dipetik dari apa yang tuhan berikan. Karena masa lalu tidak selalu harus merasa malu tapi jadi batu sandungan untuk lebih maju. 

Wake up dari masa lalu yang membelenggu untuk masa depan yang bisa membuat mereka terharu. 

Mengutip dari apa yang gue dapat dari ini : Belajarlah dari anak kecil. Karena mereka selalu ingin berani gagal dan berdiri untuk bangkit serta melupakan kegagalan yang pernah dialami.

Sama seperti kata kata diatas. Gue begini bukan karena kehendak gue. Tugas seorang anak bukan hanya menangisi yang sudah terjadi. Menapak kedepan melihat dunia dan menikmati hidup adalah tugas sebagai seorang anak.

Daripada terus mengeluh dengan apa yang ada di masalalu. Tengok sebentar masa lalu dan jangan pernah menengok masa lalu untuk kedua ketiga dan selanjutnya.

-Sekian-

0 comment: