Dec 21, 2014

Untukmu...... Ibu

Tahun ini tanpa terasa gue sudah menginjak kepala dua. Sekitar satu bulan yang lalu gue resmi menyandang predikat itu. Predikat dimana ini menunjukkan kalau gue bukan seperti umur satu tahun. Umur yang selalu butuh bimbingan untuk menjalani kerasnya hidup.

Sampai saat ini masih banyak hal yang belum bisa gue rubah sepenuhnya, dan salah satunya adalah tentang seorang wanita yang begitu hebat. Ibu. Sosok dimana wanita itu adalah wanita satu-satunya yang menurut gue seperti malaikat. Ia bisa menjadi apapun bagi gue. Segalanya.

Setelah gue menerima predikat kepala dua, gue baru sadar betapa pentingnya peran seorang ibu. Ia mampu mengemban tugas yang sangat berat sekalipun. Ia dengan tabah mengajarkan buah hatinya untuk menjadi seseorang yang kuat, menjadi seseorang yang tangguh, dan menjadi seseorang yang penuh dengan kebahagiaan.

Ia mampu melewati masa demi masa yang sulit. Senyum demi senyum yang terindah. Tawa demi tawa yang dilewati setiap harinya. Hingga sedih yang hinggap di hidupnya yang bahagia. Ia mampu tangguh menghadapi berbagai macam badai dan cobaan.

Kalau mengeluh itu diperkenankan oleh tuhan, mungkin ibu akan selalu mengeluh. Sama seperti gue, buah hati yang dilahirkan hanya untuk mengeluhkan hidup yang diterima. Tapi, berbeda dengan ibu. Ia menunjukkan apa yang tidak seharusnya gue lakukan. Walau terkadang itu sangat pahit.

Bait demi bait tulisan ini mungkin tidak akan mampu menggantikan peluh keringatnya, tetes air matanya, hingga senyum indahnya. Bait tulisan ini hanya mampu menggambarkan sedikit banyak apa yang ia ajarkan untuk buah hatinya. Gue.

Baru gue sadari betapa pentinga arti seorang ibu yang luar biasa. Yang mau dengan ikhlas menuntun gue untuk menjadi seseorang yang lebih lagi. Bahkan untuk sebuah kebahagiaan. Ia rela sulit selagi buah hatinya dapat bahagia.

Gue menyadari itu semua saat gue mulai memisahkan diri dengan orang hebat itu, ibu. Ada yang hilang rasanya bagi gue. Kalau kata pepatah bagai sayur tanpa garam. Iya bagai sayur tanpa garam, bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Disini gue serba sendiri. Gue harus dituntut cepat beradaptasi dengan dunia yang baru. Dunia yang bahkan belum pernah gue tau sebelumnya. Dunia yang dulu mungkin cuma angan-angan buat gue. Dunia yang lebih keras dari sebelumnya.

Menyesal kenapa gue engga dari dulu mengerti peran sesungguhnya dari seroang ibu. Peran yang mungkin tidak akan pernah mampu dijalankan oleh siapapun selain dirimu, ibu. Engkau tangguh, engkau begitu luar biasa.

Selamat Hari Ibu, walau jauh disana tapi cinta anakmu akan tetap dekat.

Selamat Hari Ibu, karena setiap hari ibu akan mengisi hari-hari buah hatinya

Selamat Hari Ibu, untuk para calon ibu yang luar biasa.


Bahagialah, tuhan selalu bersama malaikat hati anak-anakmu. Ibu.

0 comment: