Aug 14, 2015

Bhineka Tunggal Ika

Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir ku menutup mata

Siapa yang engga tau kalimat-kalimat diatas? Kalimat diatas adalah kalimat-kalimat sakral hingga menjadi lagu wajib nasional. Lagu yang gue pelajarin semenjak dari tk dan tetap ada diingatan gue sampai saat ini. Sampai gue dewasa bahkan sampai gue tua dan akhir hayat nanti. Hanya sedikit mengingatkan saja, siapa tau lupa kalau lagu ini jadi lagu wajib nasional. Karena gue yang sudah beranjak berumur ini mulai jarang mengumandangkan lagu-lagu wajib seperti ini. Karena lagu ini hanya akan ada pada saat upacara-upacara bendera selama kita sekolah.

Ngomongin soal nasional tentu gue belum sepantasnya bilang kalau gue ini adalah "orang yang nasionalis". Gue belum pantes karena gue belum mencintai bangsa ini sepenuhnya. Kok bisa begitu?. Alasannya sederhana, gue belum mampu mencintai secara utuh apa yang ada di negara ini.
Bicara produk? Jarang gue punya sebuah produk yang berasal dari tangan putra-putri bangsa ini. Bahasa? Gue belum sepenuhnya dan secara utuh menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kadang ada selipan bahasa dari luar yang sekarang lebih dibutuhkan daripada bahasa lokal yang ada. Katanya tuntutan kerja.
Atau banyak hal lainnya yang bikin gue belum sepenuhnya menjadi warga negara yang nasionalis. yang sepenuhnya cinta terhadap bangsa ini.

Bhineka Tunggal Ika
dari om gugel
Siapa engga tau semboyan negara in? Semboyan yang menurut gue sakral yang bangsa lainpun engga punya. Yang engga akan bisa ditiru sama bangsa dan negara manapun. Cuma punya negeri ini, Indonesia. Lagi-lagi ngomongin Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang udah lama digaungkan. Bahkan dari jamannya Mpu Tantular si "pemilik" kitab paling terkenal di jamannya. Dan itu masih inget di ingatan gue. Karena gue pernah belajar sejarah walau sedikit. Bhineka Tunggal Ika punya makna yang sangat kuat dan bersejarah. "Berbeda-beda tetapi tetap satu".

Kenapa berbeda?
Kenapa satu?

Jawabannya sangat sederhana tapi tidak se-sederhana permasalahan kompleks yang ada di bangsa tercinta ini. Berbeda, karena bangsa ini setidaknya punya 5 agama dan banyak suku dari ujung barat Indonesia sampai ujung timur Indonesia. Punya ratusan bahasa dari setiap daerahnya. Tapi, itu bukan halangan buat jadi satu. Itulah kenapa disebut berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhineka Tunggal Ika.

Sayangnya, menjelang hari kemerdekaan yang ke 70 ini agak sedikit tercoreng oleh beberapa kejadian yang membuat malu semboyan Bhineka Tunggal Ika. Sebelum idul fitri yang lalu, ada sebuah kejadian masjid di bakar di Tolikara. Menurut berbagai sumber yang gue baca dibakarnya tempat beribadah umat muslim ini adalah isu antar umat beragama. Isu yang sensitif menurut gue. Karena menyinggung sensitifitas kepercayaan seseorang.

Yang terbaru, adanya penganiayaan yang dilakukan oleh salah satu perantau dari luar jawa yang menggunakan pacul sebagai alat untuk menganiaya seseorang. Hal ini dikarenakan ulah pelaku yang sedikit mengganggu warga di sekitar. Sebagai warga pendatang, pelaku tidak menghormati aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Hal ini membuat dua suku yang berkaitan sedikit memanas di Jogja.

Bahkan, kemarin ada salah satu temen gue di salah satu forum grup yang ada bilang kalau malam ini jangan keluar dulu karena ada kerusuhan antar suku A dan suku B. Tentu hal ini bikin panik orang yang membaca. Karena ini bukan lagi kasus antar individu dengan individu tapi antar suku. Bahaya. Bhineka Tunggal Ika bisa hilanng.

Kasus-kasus kaya gini yang sebenernya bikin persatuan antar warga negara Indonesia semakin memudar. Bangsa Indonesia terkenal akan persatuannya yang sangat erat. Dari Sabang sampai Merauke dulu bersatu untuk memerdekakan bangsa ini. Demi melawan penjajah berbagai elemen bersatu. Demi bangsa ini. Sekarang? mereka lupa bahwa pejuang dahulu mati-matian merelakan segalanya demi bangsa ini bersatu dan merdeka. Untuk apa? untuk kami sebagai anak cucunya kelak yang akan merasakan kemerdekaan.

Stoopp pertikaian yang menyinggung suku, ras, agama. Udah bukan waktunya lagi kita  gontok-gontokan hanya karena satu oknum terus berlanjut sampai ke satu kelompok. Hayati makna Bhineka Tunggal Ika. Taruh nama Indonesia di dada kalian. Kalau tanpa penghayatan gak akan tercipta rasa Kebhinekaan tunggal ika itu. Gue pernah datang ke salah satu pameran lukisan. Dan salah satu seniman membuat gambar tentang anak kecil yang memandang berbagai agama yang ada di negeri ini. Indah banget. Persatuan sangat terasa kental di negeri ini. Nyaman  rasanya kalau setiap agama itu bersatu. Karena perbedaan kepercayaan itu hanya milik pribadi. Selain itu, semuanya sama bangsa Indonesia.
Tuh, indahkan kalau bersatu?
Malu lah kalau kita sebagai penerus bangsa kalau engga bersatu. Biarin aja mereka yang ada di gedung parlemen yang saling gontok-gontokkan memperebutkan kekuasaan. Mungkin mereka lupa kalau ada yang harus mereka urusi di negeri ini. Mereka lupa kalau tugas mereka sebagai wakil rakyat yang mempersatukan rakyatnya.

Gue sendiri sebagai pemuda berharap tidak akan ada lagi pergejolakan antar suku, ras, dan agama lagi. Apalagi diakibatkan hanya karna perselisihan antar individu. Sayang banget kalau dirusak sama beberapa orang aja. Apa tega? kalau gue sih engga. Kan Indonesia bukan cuma Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu. Bukan juga Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, atau Papua. Indonesia itu Satu. Indonesia ya Bhineka Tunggal Ika.

Selamat ulang tahun ke 70 negeriku, bangsaku, Indonesia ku.

Gue rindu perbedaan yang tetap menjadi satu. Bahagia bersatu atas nama Bangsa Indonesia. Semoga kelak ibu pertiwi akan tetap tersenyum melihat persatuan yang ada di negeri ini. Salam cinta untuk Indonesia

0 comment: