Feb 25, 2014

Aku ? Rena....................

Gadis lugu berparas manis ini adalah putri dari pasangan suami istri yang setiap harinya bekerja di bawah terik matahari yang dikelilingi ratusan hektar padi yang hijau dan luas. Gadis ini juga sering membawakan sedikit nasi dan lauk untuk kedua orang tuanya. Sebut saja aku Rena. Gadis yang berasal dari desa yang begitu tertinggal disalah satu provinsi yang tidak begitu jauh dari Ibu Kota.

Aku tergolong gadis yang cantik di kampung ku. Selain itu, aku juga di kenal ramah dan sopan oleh warga sekitar. Aku sering dipanggil neng oleh bapak dan ibuku. Tak jarang aku juga di panggil ana oleh warga sekitar.

Aku kini duduk di bangku akhir sekolah menengah atas. Walaupun keluarga ku tergolong pas-pasan, itu tidak menyurutkan mimpi aku untuk bersekolah hingga sarjana. Prestasi ku dibilang cukup baik di sekolah. Aku sering masuk 10 besar di kelas ku. Bahkan aku pernah menjadi juara umum saat kelas 3 semester 1. Kini cita-citaku melayang jauh ke mimpi ku yang paling besar.

"Yaa, aku ingin kuliah" itu yang aku fikirkan saat ini.

Tapi, keadaan yang selalu ingin mengurungkan niatku untuk melangkah jauh. Bapak hanya seorang petani yang hanya menjadi buruh di sawah bosnya. Sedangkan ibu hanya seorang buruh cuci di komplek sebelah. Ingin rasanya aku berkuliah seperti orang yang lainnya. Ingin juga rasanya aku di wisuda dengan menggunakan toga di kepala dengan selempang "cumlaude" yang melingkar di badanku. Ternyata aku tersadar bahwa itu hanya mimpi.

"Sudahlah nak kamu di kampung saja, bantu bapak ibu di sawah." Ungkap ibu kepada aku
" Tapi bu, aku ingin kuliah" jawab aku diiringi tangisan
"Ibu harus jual apa lagi nak ? untuk makan saja kita susah." Sambung ibu
Setelah ibu berkata seperti itu aku hanya meneteskan air mata ku. Dan ibu mengusap air mataku yang banyak sekali membasahi tanah hingga aku tertidur.

Semenjak saat itu, semangat aku di sekolah mulai luntur. Tapi tetap tidak mempengaruhi prestasiku. Aku tidak putus asa dalam mengejar mimpiku. Aku terus berdoa dan ikhtiar dengan tanpa lelah.

"Tuhan, tidakkah engkau mengangkat derajat keluargaku melalui aku ? tidakkah ada jalan untuk aku melanjutkan kuliahku ? bantu aku tuhaan." hanya kata-kata ini yang menjadi pengiring hidupku.

Ujian sudah semakin dekat, aku sudah harus mempersiapkan semua. Beruntung aku punya teman dan sahabat yang selalu mendukungku. Aku juga beruntung punya kedua orang tua yang juga selalu mendukungku. Meskipun semuanya itu hanya kalah oleh uang. Uang lah yang menghambat semuanya.

Pernah sempat terfikir olehku bahwa tuhan ini tidak adil. Membedakan aku dengan yang lainnya. Hanya karena uang merubah status sosialku.
"Aah, kalau aku hanya berfikir seperti itu kapan aku mau merubah hidupku ?"
"Ayo Rena kamu harus mampu membuktikan pada dunia bahwa kamu mampu?"  ungkapku di depan kaca

Dengan perkataan itu aku semakin bersemangat dalam menjalani hidup. Dengan berharap ada keajaiban yang jatuh dari langit. Dengan masih banyaknya harapan yang masih menggantung di otakku. Dengan masih banyaknya mimpi yang menggelayuti hatiku.

"Bu, pak aku butuh doa kalian dalam teman hidupku. Biarkan aku berusaha sendiri untuk merubah hidupku"
"Doakan selalu aku agar menjadi orang yang bisa membuat kalian bahagia"

Salam Cinta

   Rena      

0 comment: