Jun 3, 2014

Sebuah Perjalanan Alam

*naik kereta api tut tut tut*
inget lagu diatas ?

Lagu itu merupakan lagu dimana gue zamannya masih kecil dulu. Gue selalu inget lagu itu karena lagu itu berkaitan dengan moda transportasi yang paling banyak dipergunakan. yaa, kereta api.

Sampai sekarang, kereta api masih menjadi salah satu transportasi yang begitu populer bagi masyarakat indonesia khususnya di pulau jawa. Dari zaman nenek gue masih muda sampe udah keriput sekarang, kereta tetep masih jadi primadona.

Jadi, ceritanya gue mau pulang ke perantauan gue pakai kereta api *horee*. sebelum gue merantau, jarang banget yang namanya pakai kereta api. Mudik juga mesti pakai bus, maklum aja kan kampung halaman nenek gue gak ada jalur kereta api hehe.

Gue yang menggunakan waktu liburan "harpitnas" di akhir bulan mei 2014 memutuskan untuk menggunakan kereta api untuk kembali ke kota perantauan. Emang ada kereta yang langsung dari kota asal gue. Tapi, cuma ekonomi ac yang bisa bikin badan remuk kalau udah di kosan.
oke gue mutusin buat naik kereta api yang kelas nya paling "top" yap, gue pengen coba naik kereta api kelas executive . Gue harus rela berangkat dari kota kembang demi naik kereta kelas ini. Karena, dari jakarta tiketnya sudab habis terjual.

Gue mungkin termasuk orang yang excited kalau jalan-jalan. Yaa walaupun duit di dompet alakadarnya. Jadi gue mesti coba semua moda transportasi yang ada di negeri ini. Itung-itung sambil menikmati keindahan alam yang ada di negeri ini.

Singkat cerita, gue berangkat dari Bandung pagi buta yang emang buat gue kurang semangat ke stasiun. Tapi, daripada tiket gue angus gitu aja dengan sangat terpaksa gue harua mandi melawan dinginnya air di bandung.

"Selamat Datang Di Stasiun Bandung"

Mata gue seakan melek liat tulisan itu. Tulisan yang sebagai pertanda gue bakal memulai sebuah perjalanan yang akan di sponsori oleh keindahan negeri ini. Yang gue fikirin sekarang adalah apa yang akan disediakan oleh alam ini selama gue diperjalanan.

Pertama berangkat dari stasiun gue biasa aja. Karena, yang gue liat cuma bangunan-bangunan rumah penduduk di sepanjang bantaran rel. Cuma semen,bata, bahkan jemuran yang gue liat setelah berangkat dari stasiun. Sedih emang liat kondisi negeri ini yang sekarang. Tapi, bukan itu yang mau gue ceritain.

Setelah keluar dari bandung dan memasuki nagreg semuanya berubah. Kereta yang gue naikin sekarang ada diatas bukit-bukit yang membentang di kanan-kiri gue. Hijau dan asri meskipun gue lihat cuaca diluar terik matahari. Mata gue belum bisa move on, terus memperhatikan keindahan yang tuhan ciptakan disekeliling untuk gue nikmatin.

Gue masih bisa lihat ribuat hektar sawah dengan ribuan padi yang menghijau dengan para petani yang masih setia untuk mencangkul di atas tanah sawah ini serta kerbau yang jarang gue lihat lagi di kota- kota besar nan metropolitan. Suasana pedesaan asli yang selama ini sering gue gambar waktu masih SD ada gunung, petani lagi nyangkul, sawah, dan tentunya kerbau sebagai alat membajak secara tradisional.

Sekarang gue cuma berucap syukur atas apa yang telah tuhan berikan kepada negeri ini. Masih ada keindahan yang masih belum orang tahu dibalik megahnya bangunan dan tingginya gedung-gedung pencakar langit yang super megah ternyata masih ada ribuan hektat sawah yang masih membentang bersama hijaunya pagi yang seolah menyambut dengan iramanya. Bergerak dari kanan dan kiri terbawa angin seolah senang melihat mereka yang bahagia memandangi "keindahannya" dihiasi oleh bukit-bukit yang dibelah oleh kecerdasan manusia.

Terima kasih tuhan, gue begitu mencintai negeri ini dengan berbagai macam keindahannya. Sawah, ladang, bukit, dan gunung serta yang engkau ciptakan bagi negeri ini membuat aku bersayukur bahwa dibalik "bobroknya negeri ini masih tersimpan keindahan yang engkau simpan untuk anak cucu kami".

Gue gak akan pernah nyesel naik kereta karena gue yakin setiap jalur yang dilalui kereta ini pasti akan diiringi oleh keindahan-keindahan alam yang belum pernah gue lihat sebelumnya. Karena gue yakin, perjalanan dengan kereta merupakan perjalanan alam yang paling indah dibandingkan perjalanan dengan transportasi lainnya.

Tulisan ini adalah sebagai rasa syukur gue atas apa yang mata gue lihat di setiap perjalanan yang gue lihat dan gue rasain selama perjalanan. Meskipun terkesan alakadarnya tapi inilah gue apa adanya. Sekian

0 comment: