May 13, 2014

Jangan bangga "Mengemis"

Haloo. Selamat pagi. Gue harus tetep semangat dalam setiap harinya. Hidup akan terasa indah kalau selalu dibumbui dengan rasa semangat, apalagi kalau selalu diiringi dengan rasa bersyukur.

Seketika gue pengen nulis sesuatu tentang hal yang berhubungan dengan semangat dan rasa bersyukur.

Semangat ? Kata itu mungkin udah gak asing lagi bagi setiap orang. Semangat sendiri memiliki definisi yaitu sebuah tindakan atau perilaku dengan sebuah pengorbanan yang ditujukan untuk sebuah tujuan, atau cita-cita. Gue liat di wiki sih begitu katanya hehe.

Selain semangat, kita juga harus bisa bersyukur dalam berbagai macam hal. Dari hal kecil maupun hal yang besar selalu harus diiringi rasa bersyukur. Akhir-akhir ini gue sering merasakan betapa indahnya bersyukur itu.

Kenapa gue pengen nulis tentang dua hal diatas ? karena gue sedih liat mereka yang rela untuk mengemis padahal jiwa dan raga nya masih sempurna.


Pagi ini, gue udah liat dua orang yang tergolong masih muda tetapi malah jadi seorang pengemis. Selain masih tergolong muda, dua orang pengemis ini juga menurut gue masih bisa untuk bekerja seperti orang lainnya. Mereka masih bisa menggunakan kesempurnaan organ tubuhnya untuk mencari sebuah pekerjaan yang halal. Apalagi mereka itu pria. Yang notabene bisa melakukan pekerjaan apapun.

Gue sebenernya bingung sama pola pikir mereka yang lebih memilih untuk menengadahkan tangan mereka dibawah daripada harus mencari sebuah pekerjaan yang tergolong halal. Menurut gue, mengemis cuma mencetak pribadi yang malas, hidup tanpa sebuah semangat, kurang bersyukur juga. Kurang bersyukur dengan jiwa dan raga yang masih sehat dan sempurna.

Seharusnya, mereka mampu melihat orang-orang yang memiliki kekurangan fisik ataupun kekurangan lainnya. Gue lebih salut sama orang yang mau mengeluarkan kreativitasnya meskipun banyak kekurangan ditubuhnya.

Kadang, orang yang dianugerahi sebuah kekurangan lebih mau bekerja keras dibandingkan dengan mereka yang memiliki jiwa dan raga sehat tetapi lebih memilih "mengemis" yang dijadikan sebagai lahan rezekinya.

Bukan bermaksud untuk meremehkan mereka yang lebih memilih mengemis, tapi setidaknya mereka harus lebih bersyukur dengan kesempurnaan fisik dan memiliki semangat yang lebih. Karena Allah lebih menyukai orang yang memiliki semangat dibandingkan dengan orang yang hanya bertumpu pada pemberian orang lain.

Kemiskinan memang menjadi alasan bagi beberapa orang yang terjun dalam dunia mengemis. Banyak dari mereka lebih memilih mengemis dibandingkan mencari pekerjaan yang saat ini memang sulit. Mereka lebih memilih mengemis daripada menjadi seorang "buruh". Karena menurut mereka mengemis lebih memiliki hasil yang besar daripada menjadi seorang buruh.

Menurut gue, stigma kaya gitu adalah sebuah kesalahan besar. Seharusnya mereka mau dan mampu mencari sebuah pekerjaan yang halal meskipun tanpa dengan sebuah keahlian. Jangan jadikan kemiskinan sebagai tameng untuk menjadi mental pengemis. Tuhan tidak akan memberikan kaumnya sebuah rezeki yang halal apabila kaumnya lebih meminta daripada mencari sebuah rezeki yang halal.

Gue juga mau titip sebuah tulisan untuk calon presiden di negeri ini. "Pak presiden, tegakah bapak yang terhormat melihat warga nya selalu meminta-minta ? tegakah bapak melihat mereka selalu menjadi bahan cemoohan orang-orang berharta lebih ?" tolong fikirkan mereka pak.

Pergunakan kesempurnaan fisikmu untuk menjadi seseorang yang menolak untuk selalu diberi, jadilah orang yang memilih untuk selalu memberi. Jangan selalu bangga untuk mengemis.

0 comment: