Sebagai
anak yang berasal dari ujung Barat pulau Jawa, saya memiliki sebuah tekat saat
masa sekolah dulu. Tekad itu soal “Merantau.” Merantau menurut pandangan saya
adalah tentang bagaimana kita melihat dunia yang baru, yang lebih luas, yang
lebih menyajikan sebuah pengalaman yang kelak tidak akan pernah bisa dilupakan.
Jogja.
Saat
ini menjadi (sebuah) kota yang menjadi pilihan hati untuk merantau; mencari
banyak ilmu serta pengalaman yang akan menjadi berharga. Jogja, dipilih
berdasarkan hati nurani, dan berangkat dari ke-ingin-tahuan se-istimewa apa
kota itu. Bahkan (ke)istimewaan-nya pun terdengar hingga ke pelosok negeri,
bahkan ke pelosok mancanegara. Maka, dipilih-lah jogja sebagai kota tempat
menaruh ransel untuk mencari ilmu.
Jogja
memang terdengar asing bagi saya. Selama hidup, saya hanya baru 1 kali
berkesempatan untuk menikmati jogja. Itupun hanya dalam waktu yang terbatas
bahkan sangat singkat sekali. Belum cukup rasanya saya menikmati keindahan
Jogja. Jogja ternyata benar-benar ngangeni,
bikin orang pengen balik lagi kesana.
Perlahan
tapi pasti. Waktu yang dinanti pun telah tiba. Dimana kesempatan emas bagi saya untuk menikmati
keistimewaan jogja itu ada.
Pertama
kali datang di Jogja, kesan pertama saya terhadap masyarakat disini adalah ramah. Sampai timbul pertanyaan di benak
saya “Kok orang jogja nih suka senyum yaaa, padahal kita belum saling kenal.” Saya
tidak hanya menemui satu orang saja yang senyum kepada saya. Namun banyak orang
memberikan senyum yang (ternyata) jadi senyum khas orang jogja. Dan itu tidak
saya temui di kota kelahiran yang membesarkan saya hingga saya belum merantau.
Kesan
ramah ini jadi sambutan yang hangat, sambutan yang positif dan membuat saya
nyaman untuk merencanakan hidup di Jogja hingga beberapa tahun kedepan. Betapa menyenangkannya
hari-hari saya kelak apabila dikeliling saya banyak orang-orang ramah yang
tidak pelit hanya untuk tersenyum. Bahkan
sampai sekarang pun gue masih menemui orang-orang dengan senyum khas yang ramah
itu. Dimanapun.
Alasan
lain kenapa jogja itu nyenengi adalah
jogja diberikah keberkahan oleh tuhan untuk memiliki banyak tempat wisata,
bahkan tidak pernah ada habisnya. Jogja memang istimewa. Lihat saja pariwisata nya. Kamu mau wisata pantai? Silahkan
berlari kea rah selatan. Kamu ingin mengenal lebih jauh tentang ke-istimewaan
jogja? Silahkan berjalan menuju keraton dan bertemu-lah dengan masyarakat asli
jogja. Kamu ingin tahu tentang Merapi
yang Tak Pernah Ingkar Janji? Silahkan mendaki ke utara. Kurang apalagi
jogja ini? Pantai ada, gunung ada, sejarah ada, bahkan jogja yang sudah mulai
digerus oleh modernitas pun saat ini sudah terlihat.
Mau belajar tentang sejarah & Budaya Jogja? Datang ke keraton |
Buat
saya sebagai seorang perantau, melihat jogja saat ini adalah melihat miniature Indonesia.
Bagaimana keberagaman yang ada di Indonesia itu ada di Jogja. Jogja tidak
pernah melarang saya yang berasal dari Banten untuk menggunakan bahasa kejawen.
Namun, saya memang sudah sewajarnya mempelajari bahasa yang ada disini. Agar interaksi
dengan masyarakat sini pun tidak terlalu sulit. Mempelajari bahasa bagi saya
adalah mempelajari tradisi yang ada di tempat kita tinggal.
Kamu
berasal dari ujung timur Indonesia? Atau berasal dari ujung barat pulau
Sumatera? Silahkan, jogja akan selalu membukakan pintu bagi siapa saja yang
ingin datang ke jogja dan mencari ilmu di jogja. Jogja selalu menunjukkan
ke-istimewaannya dengan membuka pintu kepada siapa saja yang ingin mencari
ilmu, bahkan untuk mereka yang hanya sekedar ingin berwisata.
Di
jogja, tidak ada manusia yang menjadi minoritas.
Semua bahkan menjadi prioritas. Tergantung bagaimana kita memposisikan diri. Tidak
ada perbedaan suku, ras, bahkan agama di Jogja. Bahkan seluruh kepercayaan yang
ada di Indonesia ada di Jogja. Maka dari itu, menjadi Jogja, menjadi Indonesia. Dimana jogja menjadi kota yang
tumbuh dengan segala ke-istimewaannya dan tempat bernaung orang-orang seperti
saya dan ribuan orang lainnya yang ingin merasakan bagaimana keistimewaaan jogja yang sesungguhnya. Karena
Lari Ke Jogja jadi pilihan teristimewa bagi saya.